Bisnisbandung.com - Investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong, dalam berbagai kesempatan sering membagikan prinsip investasi yang dilakukannya.
Melalui unggahan kanal YouTube Hermanto Tanoko pada 3 Juni 2022 silam, Lo Kheng Hong mengungkapkan pandangannya terhadap investasi pada instrumen emas dan cryptocurrency.
Lo Kheng Hong menyampaikan bahwa dirinya tidak tertarik dengan instrumen cryptocurrency karena tidak terdapat underlying asset yang menyertai instrumen tersebut.
Baca Juga: Bukan Tak Cinta, Ternyata 5 Zodiak Ini Paling Cuek tapi Peduli
Underlying asset adalah aset keuangan yang bernilai ekonomis yang menjadi dasar terbitnya sebuah instrumen keuangan.
Beliau memberikan contoh jika membeli saham CLEO, ada pabrik air mineral di balik saham tersebut yang menjadi underlying asset dari saham yang dibeli.
Atas dasar tersebut, beliau menganggap berinvestasi pada instrumen cryptocurrency walaupun menawarkan potensi imbal hasil yang, tapi terdapat risiko yang sangat tinggi.
Sehingga Lo Kheng Hong menyebut investasi cryptocurrency adalah high risk-high gain.
Baca Juga: Kisah Dokter Wayan dan Rumahnya Penuh Sampah, dari Viral di YouTube hingga Jadi Sorotan Publik
Sebaliknya jika berinvestasi pada instrumen saham perusahaan yang bagus yang dibeli pada harga yang murah, potensi imbal hasilnya tinggi namun risikonya rendah.
Dimana Lo Kheng Hong menyebutnya sebagai membeli mercy harga bajaj yang merupakan investasi low risk - high gain.
Selain itu, Lo Kheng Hong juga tidak melakukan investasi emas karena dianggap sebagai aset yang tidak produktif.
Menurut beliau, jika menyimpan emas seberat 1 kg, satu tahun kemudian emas tersebut beratnya tetap 1 kg.