investasi

Bitcoin Anjlok di Tengah Kekhawatiran Gelembung AI yang Guncang Pasar Saham

Sabtu, 1 November 2025 | 16:00 WIB
Harga Bitcoin mengalami penurunan (pexels/Karolina Grabowska )

Bisnisbandung.com — Harga Bitcoin kembali merosot di bawah level 107.000 dolar AS pada Kamis (30/10/2025), seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap potensi gelembung investasi di sektor kecerdasan buatan (AI) yang memicu aksi jual di pasar saham global.

Raksasa teknologi seperti Alphabet dan Meta masing-masing berencana menggelontorkan dana sekitar 93 miliar dan 72 miliar dolar AS untuk pengembangan AI sepanjang tahun 2025. Sementara itu, Microsoft telah menginvestasikan 35 miliar dolar AS hanya dalam satu kuartal terakhir.

Angka yang fantastis ini, yang diungkap dalam laporan keuangan triwulanan pada Rabu (29/10), membuat Wall Street cemas. Kekhawatiran tersebut tercermin di pasar: Nasdaq yang didominasi saham teknologi turun hampir 300 poin, S&P 500 melemah 44 poin, sementara Dow Jones relatif stagnan. Aset kripto terbesar dunia, Bitcoin, ikut tertekan dan turun sekitar 3 persen dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Jerome Polin Berduka, Sang Ayah yang Dikenal Bijak dan Penuh Kasih Meninggal Dunia

“Kami ingin memastikan bahwa kami tidak kekurangan investasi,” ujar Mark Zuckerberg, CEO Meta, dikutip dari Bitcoin News. Saham Meta (Nasdaq: META) tercatat anjlok 11,63 persen pada Kamis sore.

Sementara itu, CEO Microsoft Satya Nadella menegaskan bahwa investasi besar di bidang AI merupakan bagian dari strategi jangka panjang.

“AI memberikan dampak nyata di dunia. Karena itu, kami terus meningkatkan investasi kami, baik dari sisi modal maupun talenta, untuk memanfaatkan peluang besar di masa depan,” ujarnya.

Saham Microsoft (Nasdaq: MSFT) turun 3,42 persen pada sesi perdagangan tersebut.

Namun berbeda dengan dua raksasa teknologi itu, Alphabet (Nasdaq: GOOG) justru bergerak positif dengan kenaikan 3,21 persen.

Para analis menilai, perusahaan induk Google ini berhasil mengubah ancaman AI menjadi peluang bisnis baru, terutama dalam inovasi pencarian berbasis kecerdasan buatan.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Sikap Purbaya terhadap Pembiayaan KCJB Mulai Apologetik

“Transisi pencarian berbasis AI sebelumnya dianggap sebagai ancaman terbesar bagi Google. Namun kini, semakin banyak bukti bahwa hal ini justru menjadi peluang yang akan membalikkan narasi,” tulis analis JPMorgan, Doug Anmuth.

Sebelumnya, sebagian analis memperkirakan harga Bitcoin akan stabil setelah pemangkasan suku bunga pada Rabu dan pertemuan dagang positif antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Namun, dengan proyeksi belanja global untuk AI yang mencapai 1,5 triliun dolar AS tahun ini, muncul kekhawatiran bahwa gelembung investasi dapat meledak dan mengguncang ekonomi dunia.

Halaman:

Tags

Terkini