Bisnisbandung.com - Peluncuran program Koperasi Desa Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 memicu reaksi negatif dari pasar modal.
Saham-saham bank milik negara atau Himbara seperti BBTN, BMRI, BBNI, dan BBRI mengalami penurunan yang signifikan tepat di hari peluncuran program tersebut.
Penurunan ini dianggap sebagai respons pasar terhadap kebijakan yang dinilai berisiko secara sistemik terhadap sektor perbankan nasional.
Direktur Kebijakan Publik CELIOS, Media Wahyudi Askar, menilai bahwa kebijakan peluncuran Kopdes Merah Putih tidak memperhatikan sensitivitas pasar, terutama karena pendekatannya yang sangat top-down tanpa kejelasan roadmap bisnis yang kuat.
“Yang pasti itu bisa menjadi sinyal awal bagi pengambil kebijakan bahwa kebijakan yang tidak investor friendly itu akan dipersepsikan negatif oleh market. Mengambil kebijakan harus peka juga terhadap sentimen negatif dari market,” terangnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Pemerintah, menurut CELIOS, justru menempatkan bank-bank BUMN dalam posisi yang rentan dengan mendorong mereka untuk mendanai koperasi dalam jumlah besar tanpa jaminan sistem penilaian risiko yang memadai.
Baca Juga: Gerakan Tagar “Indonesia Gelap” Dituding Didanai, Bivitri Susanti Kritik Tajam Presiden Prabowo
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran moral hazard, yaitu potensi meningkatnya risiko kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) akibat pembiayaan yang dipaksakan tanpa proses appraisal ketat.
Para investor memandang hal ini sebagai sinyal bahwa perbankan pelat merah berpotensi mengalami tekanan likuiditas dan risiko operasional dalam waktu dekat, sehingga memilih menarik diri dari saham-saham terkait.
Menurut CELIOS, peran bank Himbara sebagai lembaga intermediasi keuangan seharusnya tidak dikorbankan untuk ambisi kebijakan populis yang belum matang secara perencanaan.
Mereka mengingatkan bahwa tanpa asesmen risiko yang cermat, penyaluran dana melalui skema koperasi berpotensi menciptakan beban finansial jangka panjang bagi lembaga perbankan, terutama di sektor Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit mikro.
Situasi ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera mengevaluasi proses pelaksanaan program Koperasi Desa Merah Putih.
CELIOS mendorong adanya mitigasi risiko yang lebih kuat dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas keuangan nasional agar tidak terganggu oleh kebijakan yang tidak selaras dengan prinsip kehati-hatian sektor perbankan.***
Baca Juga: Mau Beli Jam Tangan Casio dengan Harga Murah? Manfaatkan Promo Jam Tangan di Blibli