bisnisbandung.com - Rencana Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia untuk menanamkan modal di industri hiburan Korea Selatan terus menjadi sorotan.
Di tengah wacana investasi di agensi K-Pop ternama, sejumlah pengamat ekonomi mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar untuk membangun gelombang budaya sendiri, layaknya “K-Wave” Korea.
Peneliti Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan, menyatakan bahwa skenario paling realistis jika Danantara ingin berinvestasi ke luar negeri adalah menyuntik modal ke empat agensi besar yang menguasai industri hiburan Korea.
Hal ini didasari pada profesionalitas tinggi dan infrastruktur kreatif yang sudah matang di negara tersebut.
Namun, ia menilai peluang untuk membangun industri hiburan dalam negeri tidak kalah menjanjikan.
Indonesia memiliki modal budaya yang kuat, dari musik hingga film, yang telah menembus pasar negara tetangga seperti Malaysia.
“Karena belakangan film-film Indonesia juga cukup banyak lebih ditonton oleh penonton domestik, gitu, ya, dan beberapa juga mendapatkan penghargaan di luar negeri,” jelasnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: Mengenal Kesadaran Diri Sebagai Gerbang Introspeksi Diri
Bahkan, film-film lokal kini semakin diapresiasi oleh penonton domestik dan mendapatkan pengakuan di kancah internasional.
Menurut Jaya, sektor hiburan Indonesia memerlukan dukungan strategis agar bisa naik kelas, tidak hanya dari sisi kualitas produksi, tetapi juga dari segi ekosistem ekonomi.
Salah satu perhatian utama adalah harga tiket konser yang saat ini dinilai terlalu mahal dibandingkan daya beli masyarakat.
Untuk itu, pemerintah dan institusi seperti Danantara dinilai perlu terlibat dalam mendorong ketersediaan insentif fiskal, kemudahan regulasi, dan kolaborasi dengan pelaku industri.
Baca Juga: Tips Bersikap Fleksibel Agar Lebih Mudah Beradaptasi Dalam Kehidupan