Bisnisbandung.com - Tahun 2024 menjadi momen kenaikan berbagai aset kripto utama yang tentu saja dipimpin oleh Bitcoin.
Momen disetujui perdagangan ETF Bitcoin pada awal tahun 2024, dilanjutkan dengan halving Bitcoin membuat harga kripto Bitcoin kokoh di kisaran 60.000-70.000 dolar AS.
Hal ini juga membuat kripto Bitcoin semakin luas diadopsi di seluruh dunia, baik sebagai aset yang disimpan untuk masa depan atau pun sebagai alat transaksi.
Baca Juga: Keseimbangan Antara Demokrasi dan Hukum Menurut Mahfud MD Kunci Stabilitas Negara
Sebelumnya Bitcoin telah lama dikenal dengan julukan 'emas digital' karena memiliki konsensus yang mirip dalam hal aset.
Namun begitu, saat ini istilah 'emas digital' yang dikaitkan dengan Bitcoin dinilai telah tidak relevan lagi dan perlu ditinggalkan oleh Bitcoin.
Hal tersebut disampaikan oleh Hunter Horsley, salah satu pendiri dan CEO Bitwise, sebuah perusahaan manajemen aset mata uang Kripto yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat.
Baca Juga: Dunia di Ambang Neraka Iklim, Jokowi: Ancaman Kekeringan Harus Diwaspadai
Hunter Horsley menyatakan bahwa narasi 'emas digital' membatasi jangkauan bitcoin sebagai aset investasi.
Horsely menyatakan bahwa, meskipun representasi “emas digital” bermanfaat bagi bitcoin, ia memiliki banyak kualitas yang menempatkannya di atas emas dan inilah saatnya untuk lepas dari gagasan ini.
Di media sosial, Horsley menyatakan bahwa bitcoin memiliki banyak visi dalam sejarahnya, disebut sebagai uang elektronik peer-to-peer, uang berdaulat sendiri, mata uang kripto, dan belakangan ini emas digital.
Baca Juga: Menanti PDIP untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan Siap Bertarung Lagi
Tidak satu pun dari hal ini yang salah dan hanya mengomunikasikan ekspektasi masyarakat yang berbeda terhadap bitcoin.
Namun, bagi Horsley, narasi emas digital seputar bitcoin sangat memprihatinkan, mengingat hal itu menghubungkannya dengan salah satu “kelas aset paling tidak populer di dunia.”