Kredit UMKM BRI juga tumbuh 11,01%, mencapai Rp1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023.
Keberhasilan BRI dalam penyaluran kredit diimbangi dengan manajemen risiko yang baik, terlihat dari kualitas kredit atau NPL BRI sebesar 3,07%,
Lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,09%.
Dalam strategi soft landing, BRI juga menyediakan cadangan yang cukup dengan NPL Coverage sebesar 228,65%.
Dari segi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21% yoy.
Baca Juga: Corsec BRI Hendy Bernadi Resmi Terpilih Menjadi Ketua Umum Forum Humas BUMN
Porsi utama DPK BRI masih berasal dari dana murah (CASA) mencapai 63,64% atau Rp821,14 triliun.
Strategi fokus BRI pada peningkatan dana murah dan digitalisasi operasional bisnisnya membawa dampak positif terhadap rasio efisiensi perseroan.
Rasio BOPO membaik dari 68,36% menjadi 68,07%, dan CIR membaik dari 42,55% menjadi 41,28%.
Kemampuan BRI untuk pertumbuhan berkelanjutan didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat,
Tercermin dari rasio LDR Bank yang terjaga di level 87,76% dan CAR sebesar 27,48%.
Sunarso menjelaskan dua strategi pertumbuhan berkelanjutan BRI: menaikkan kelas nasabah eksisting dengan program pemberdayaan,
Dan mencari sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PNM dan Pegadaian.
Baca Juga: BRI Memberikan Penghargaan berupa Mobil pada Super AgenBRILink sebagai Pendorong Inklusi Keuangan
Setelah 2 tahun terbentuk, Holding Ultra Mikro telah mencapai pertumbuhan luar biasa,