Menggali Bisnis Kreatif Travel Muslim

photo author
- Kamis, 10 September 2020 | 17:45 WIB
travel muslim
travel muslim

Berikutnya adalah ia ingin merubah mindset masyarakat, bahwa selama ini mindset masyarakat kalau pergi ke Jepang pasti akan pesan ke travel umum, sebenarnya travel muslim juga menggarap wisata muslim di luar umrah. “Memang ini tidak mudah dan butuh waktu,” paparnya.

Terkait edukasi ke travel-travel muslim untuk menggarap ceruk pasar wisata muslim ini, Priyadi merasa tidak kuatir pasarnya berkurang, karena pasar di negeri ini sangat besar, penduduk muslim mayoritas. “Saya menganggap mereka adalah mitra. Ibarat main bulu tangkis dengan pemain yang tidak bisa akan kurang semangat. Justru kita akan terpacu. Rejeki sudah diatur oleh Allah,” tegasnya.

Priyadi ingin travel muslim jangan penonton di rumah sendiri. Kalau travel muslim tidak mengambil wisata muslim maka yang akan bermain travel umum yang berasal dari negara-negara lain. Mereka memiliki modal besar, profesional dan jaringan luas.

Kini, melalui Adinda Az-Zahra dirinya telah mampu mengantarkan wisatawan muslim untuk berkunjung ke berbagai benua di dunia mengunjungi destinasi wisata muslim di negara-negara non muslim. Paketnya ada yang umrah plus atau tanpa umrah. Seperti ke Korea, Jepang, Balkan, Amerika, Australia, Prancis, Belanda, Jerman, Swiss, Spanyol, Italia dan lain sebagainya.

Priyadi menjelaskan wisata muslim harus mempunya ciri khas yang berbeda dengan perjalanan wisata biasa atau leisure. “Ini yang harus menjadi perhatian para pengusaha tour and travel yang menawarkan paket wisata muslim,” ujarnya.

Menurut lelaki yang sudah menjajaki tujuh benua ini, ternyata banyak negara yang sudah memperhatikan persoalan produk halal. Mulai dari makan dan minuman, pakaian, aksesoris, destinasi wisata.

“Indonesia seharusnya bisa lebih maju dibanding dengan negara lain, jangan sampai malah justru tertinggal. Bahkan, Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat wisata halal dunia,” katanya.

Negara Jepang, Korea dan Thailand sudah mulai mengembangkan wisata halal, bahkan sudah menyiapkan pendukungnya seperti masjid, mushola, makanan halal dan lainnya. Seharusnya Indonesia bisa lebih dari itu, dengan banyaknya masjid, tempat pariwisata, menu makanan nusantara, tentu akan sangat mudah dikembangkan.

Penulis buku Muslim Traveller Solutions ini juga menambahkan, saat ini ada sekitar sepuluh sektor halal lifestyle yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian dunia, yaitu makanan, keuangan, travel, kosmetik, pendidikan, fashion, media rekreasi, farmasi, kesehatan serta seni dan budaya. Dengan banyaknya pintu-pintu dibidang halal tersebut, tentu memiliki potensi bisnis yang besar.

“Saya berharap, selain dukungan dari pemerintah, para stakeholder, pengusaha dan masyarakat juga bisa mengambil peranan masing-masing untuk mengembangkan potensi yang besar ini,” tuturnya.

Kepeduliannya terhadap edukasi wisata muslim ini, Priyadipun akhirnya meraih Rekor MURI. Di mana selama 2016, IITCF menggelar dua kali West Europe Tour Leader Moslem Educational Trip (WEMET), yang diikuiti oleh puluhan pengusaha travel muslim, tour leader dan tour planner. Menggelar pelatihan dan seminar di atas bus selama dua pekan mencakup di 13 kota di 6 negara, yakni Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, dan Italia. “Dari agenda ini IITCF mendapat penghargaan Rekor MURI,” katanya.

Selain menyelenggarakan trip dan pelatihan, Priyadi melalui IITCF juga mengadakan gerakan sejuta perangkat salat di berbagai negara. Peralatan ibadah ini didistribusikan di hotel, restoran, tempat objek wisata, toko duty free, masjid dan rest area di Eropa, yang sering dikunjungi wisatawan muslim.

Selanjutnya, gerakan tebar sejuta perangkat salat dalam educational trip dilaksanakan di Balkan dan Amerika Serikat guna menyosialisasikan wisata muslim terutama di negara-negara non Islam. “Gerakan membagikan sejuta perangkat salat  juga meraih Rekor MURI,” ungkapnya. (C-003/BBS)***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X