DALAM sebuah perhelatan, dekorasi merupakan bagian yang menjadi pusat perhatian para tamu atau pengunjung. Tak heran jika banyak orang berlomba untuk menampilkan dekorasi yang unik dan menarik dalam setiap acaranya. Bahkan ada beberapa orang atau perusahaan yang rela menggelontorkan berapa pun biaya untuk keperluan dekorasi itu.
Salah satu produk seni yang bisa menjadi alternatif dekorasi sebuah acara adalah buah ukir atau yang lebih populer dengan sebutan fruit carving. Seni ukir buah sendiri sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama. Namun, baru berkembang cukup pesat beberapa tahun belakangan. Motif dan ragam bentuk yang dihasilkan pun makin beragam.
Pasar fruit carving di Indonesia juga makin berkembang dan menjanjikan. Mulai banyak acara formal maupun non-formal yang menggunakan produk fruit carving untuk mempercantik dekorasi. Wajar saja jika profesi sebagai para ahli ukir buah atau yang dikenal dengan istilah fruit carving artist makin digandrungi.
I Nyoman Putra Yasa, fruit carving artist sekaligus pemilik Bali Carving Artist asal Ubud, Bali mengatakan, kebutuhan masyarakat akan produk fruit carving untuk dekorasi makin bertambah tiap tahunnya. Pria yang memulai usahanya sejak empat tahun silam ini mengakui, terjun di dunia fruit carving karena melihat peluang banyaknya permintaan dekorasi dari hotel dan resto di sekitar Bali.
Awalnya, pria yang akrab disapa Putra ini hanya perajin ukir biasa. Media yang biasa dia ukir itu adalah kayu atau batu. Di Ubud, Bali, memang tergolong gudang perajin ukir seperti Putra.
Sekitar empat tahun lalu, seorang teman yang bekerja di hotel memberi informasi bila hotelnya butuh dekorasi ukiran tapi dari buah atau sayur. "Dari situlah saya mulai membikin fruit carving," jelas Putra.
Motif burung merak
Putra pun menggunakan kombinasi beberapa jenis buah dan sayuran untuk kreasi fruit carving. Beberapa buah dan sayuran yang sering digunakan seperti semangka, pepaya, wortel, lobak dan beberapa jenis labu, yakni labu butternut dan labu parang. Ia sengaja menggunakan jenis buah dan sayuran yang keras agar hasil karyanya lebih tahan lama.
Jenis buah dan sayurannya harus yang keras dengan kulit atau buahnya tebal. "Karena kalau yang daging atau kulitnya tebal lebih mudah dibentuk dan lebih kokoh nanti hasilnya," tuturnya.
Putra termasuk fruit carving artist yang selektif dalam memilih bahan baku fruit carving. Menurutnya, bahan baku merupakan salah satu kunci untuk menghasilkan hasil karya yang baik, di samping teknik yang tepat.
Produk buah ukir buatan Putra dibanderol mulai Rp 300.000 sampai Rp 3 juta per paket. Ia mengatakan, harga tersebut bisa berubah, tergantung ukuran, bentuk, dan harga bahan baku buah atau sayuran yang digunakan.
Bulan lalu, sebagai contoh, dia diundang ke Jakarta untuk mengukir buah. "Saya dibayar Rp 5 juta. Semua bahan sudah dari klien, tiket pulang pergi juga ditanggung mereka. Saya ke sana hanya mengukir," ungkapnya.
Putra mengembangkan berbagai motif ukiran pada produk buah ukir, seperti motif bunga, ukiran wajah, topeng wayang, sampai aneka motif hewan seperti ikan dan merak. Salah satu bentuk fruit carving yang menjadi andalan Putra, yakni burung merak.
Karakter burung merak ini menjadi favorit banyak konsumen, terutama untuk acara pernikahan. Burung merak hasil karya tangan Putra memang cantik dan nampak detilnya. Tak heran jika banyak acara pernikahan di Bali yang memesan burung merak fruit carving buatan Putra.