Mengembangkan Usaha Tas Roro Kenes

photo author
- Kamis, 26 September 2019 | 15:00 WIB
Roko Kenes
Roko Kenes

Dari kenekatannya dalam berbisnis, kini dia menuai hasil yang manis. Saat ini permintaan berdatangan untuk tas yang dia produksi. Syanaz bilang tas produksinya sudah mendapatkan uji dari pihak Jepang tempatnya mengekspor dan dinyatakan hanya menghasilkan limbah 3%, bahkan hampir zero waste.

"Memang 'gila', saya ditantang untuk isi booth pameran dengan barang yang saat itu baru sedikit sekali. Saya juga bisnis ini karena tertantang, masa sih Indonesia tak bisa buat tas anyaman kulit, padahal anyaman sudah ada di Indonesia sejak dulu," cerita Syanaz.

Satu pengalaman yang takkan pernah dilupakan Syanaz dan meniti bisnis Roro Kenes ini, yakni belum lama ini tas buatannya sempat ditahan pihak imigrasi di Rusia.

Kurang lebih lima jam Syanaz diminta keterangan mengenai 10 tas kulit dan 50 tas kemasan yang dia bawa untuk pameran produk Indonesia di Rusia. "Saya datang bersama Bank Indonesia (BI) Jateng tetap tidak bisa menyakinkan mereka. Ada beberapa orang bawa produk yang sama tapi kenapa hanya saya yang ditahan produknya," kenang Syanaz.

Menurutnya, ada 15 pegawai otoritas bandara yang secara bergantian mengecek tas milik Syanaz.

Kala itu Syanaz disangka membawa produk dengan bahan kulit eksotis premium yang harus dilengkapi dokumen. Pihak otoritas Bandara Domodedovo Rusia kemudian melakukan kurasi dengan produk Roro Kenes. Hasil kurasi menyebutkan bahwa kualitas Roro Kenes sama dengan tas branded seperti Bottega, Hermes, Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Dolce Gabbana yang berharga ratusan juta .

Syanaz terkejut dengan hasil kurasi pihak bandara, padahal total tas yang ia bawa hanya seharga US$ 1.200. Berbagai langkah yang dilakukan nyatanya tak dapat meloloskan tas tersebut dari sitaan imigrasi.

Seiring berkembangnya pasar, kini permintaan terhadap produk tas Roro Kenes terus meningkat. Meskipun satu sisi hal ini menjadi berkah, tapi di sisi lain jadi tantangan bagi Syanaz Nadya Winanto Putri owner Roro Kenes.

"Permintaan melonjak, menambah produksi bisa, melempar ke tempat lain bisa tapi apakah kualitas sama? Saya itu sangat teliti beda jahitan sedikit saja saya tahu," kata ibu dua anak ini.

Tantangan lain saat ia ingin mengekspor produk ke negara lain adalah soal pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). "Karena kami ingin dorong ekspor tapi pakai brand sendiri. Contoh kami mau masuk ke Prancis jadi saya harus urus HAKI di Prancis," katanya. Bisa juga dengan cara menggandeng investor dan kami diberi saham mayoritas, tapi produksinya bisa dipindah (ke luar negeri) "Enggak kan, kalau dipindah gimana. Ini kan proyek idealisme saya," jelasnya.

Syanaz pun berharap ada lembaga yang membantu para pengusaha IKM seperti dirinya agar bisa rambah pasar pasar ekspor tapi tetap mempertahankan brand-nya. "Produk kita nggak kalah kok dibandingkan buatan luar," sambung Syanaz.

Saat ini produk Roro Kenes sudah masuk pasar Jepang. Saat ini ada tawaran untuk negeri Paman Sam, namun ia tetap mendambakan masuk pasar Eropa agar bisa bersaing dengan seperti tas branded lainnya.

"Ke depan bisnis saya jalani saja bismillah. Tapi saya tetap ada standar operasi produksi, KPI, dan tetap mengusung kesetaraan gender. "Roro Kenes ingin menjadi inspirasi dari tangguhnya wanita Indonesia," terang Syanaz.

Syanaz bercita-cita punya rumah produksi yang dilengkapi dengan day care untuk anak para pegawainya. "Kami sudah kayak keluarga, makan bareng. Ada dua hal bagi pegawai saya yang penting, kesehatan dan pendidikan, dan kam ada keuangan yang dikelola bareng jadi kalau butuh uang bisa ke situ daripada pinjam ke bank titilkan (rentenir) ," sebut Syanaz.

Selain mengincar pasar Eropa, Roro Kenes mempersiapkan produk untuk menggarap konsumen menengah bawah atau third line. Ia merasa tak nyaman saat pasar dalam negeri dibanjiri produk dari China. Padahal produk lokal memiliki kualitas tak kalah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X