Raja Dekorasi Di Ibu Kota

photo author
- Kamis, 9 Mei 2019 | 15:15 WIB
warsono
warsono

DUNIA dekorasi sudah akrab dengan Warsono sejak dia masih duduk di bangku sekolah menengah (SMP) pertama. Warsono remaja kerap membantu kakaknya membuat janur pengantin.Itu sebabnya, saat merantau ke Jakarta pada 1992 silam, pria kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, ini bekerja di sebuah perusahaan yang masih ada hubungannya dengan dekorasi. Yakni, perusahaan desain pertamanan alias gardening.

Pekerjaan ini yang kelak membuka jalan Warsono merintis usaha dekorasi dan sukses. Dengan bendera CV Garda Dekorasi, kini lelaki 44 tahun ini jadi salah satu pemain besar jasa dekorasi di Jakarta.

Bukan cuma melayani pernikahan, dia juga menerima permintaan dekorasi pesta kebun, acara kelulusan dan gathering, bahkan pameran. Saban bulan, sedikitnya ia menangani delapan event, dengan tarif mulai Rp 50 juta per acara.

Padahal dulu, waktu masih membantu kakaknya membuat janur pengantin di kampung halamannya, Warsono hanya mendapat upah Rp 3.000 setelah bekerja semalaman. “Tapi, kami dikasih makan minum gratis sama yang punya hajat,” kenang lelaki yang berulang tahun setiap 27 Oktober ini.

Setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), kakaknya yang lebuh dulu merantau ke Jakarta, mengajak Warsono menyusul ke Ibu Kota RI. Sebab, ada lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan jasa desain taman.

Namanya: Cendrawasih Design. “Menurut kakak, saya cocok kerja di situ karena saya suka dekorasi,” ujar dia.

Warsono pun diterima di perusahaan tersebut dan ditempatkan di bagian desain. Meski begitu, ia kerap ikut tim operasional mengerjakan taman pesanan klien. Dia juga ikut tim pemasaran saat menawarkan jasa desain kepada calon pelanggan.

Mengetahui semua proses kerja itu, Warsono pun punya mimpi untuk membangun usaha dekorasi. “Tapi kan, saat itu saya belum punya modal. Jadi, saya terus bekerja di perusahaan tersebut,” imbuhnya.

Tiga tahun bekerja di perusahaan itu, dia mendapat tawaran kerja sangat menarik dari pemilik perusahaan percetakan Yoko Card. Sang pemilik yang merupakan kenalan kakak Warsono ingin melebarkan sayap bisnis dengan merintis usaha dekorasi pernikahan. Nah, Warsono memperoleh kepercayaan untuk memegang usaha tersebut. “Jadi, mulai operasional, gudang, pemasaran, saya semua yang pegang. Ilmu saya di bisnis dekorasi pun bertambah,” beber dia.

Tapi, dua tahun usaha ini berjalan, pemilik Yoko Card enggak fokus lagi mengembangkan bisnisnya. Dia malah beralih ke usaha burung walet di Lampung.

“Yoko Card dijual ke familinya. Tahun 1998, saya memutuskan keluar dari situ. Saya dikasih pesangon dan mobil pikap. Mobil ini yang kelak saya pakai untuk operasional usaha saya,” katanya.

Masuk pemerintahan Setelah keluar, Warsono makin mantap membangun usaha dekorasi sendiri. Apalagi, ia mengantongi uang pesangon yang cukup banyak.

Pertama-tama, dia mencari rumah sewa untuk tempat tinggal sekaligus lokasi usahanya. Ia ketemu rumah tua yang terbilang luas dengan sewa Rp 3 juta per tahun. “Karena katanya, rumah itu angker,” jelas Warsono yang mengaku selama lima tahun tinggal di rumah tersebut bersama anak istri tidak pernah mengalami kejadian gaib.

Setelah itu, Warsono menggulirkan roda Garda Dekorasi yang resmi berdiri 1999. Semua pekerjaan masih ia lakukan sendiri, mulai mencari klien hingga belanja bunga. Ia juga ikut membantu karyawan memasang aneka dekorasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X