Komidigi Awasi Tren Karakter Anomali di TikTok, Waspadai Dampaknya pada Anak Menghadapi Fenomena Brain Rot

Bisnisbandung.com — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komidigi) mulai menyoroti fenomena konten karakter anomali yang tengah viral di TikTok.

Konten ini menampilkan karakter dengan desain ganjil, seperti gabungan buaya dengan pesawat atau monyet berbentuk pisang, yang dikenal dengan nama-nama unik seperti Chimpanzini Bananini dan Bombardilo Crocodilo.  

Tren ini memicu kekhawatiran terkait dampaknya terhadap perkembangan kognitif anak-anak. 

Baca Juga: Cara Berdoa Jokowi di Pemakaman Paus Dikritik Pegiat Media Sosial, Itu Tidak Sesuai 

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komidigi, Alexander Sabar, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengawasi peredaran konten karakter anomali di media sosial. 

Langkah ini akan dilakukan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS) .

PP TUNAS, yang disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 28 Maret 2025, bertujuan untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif teknologi digital,

Baca Juga: Bappenas: Mismatch Dunia Pendidikan dan Industri, Ancaman Serius bagi Ketenagakerjaan Nasional 

Termasuk konten yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir akibat konsumsi konten tanpa nilai edukatif, yang dikenal sebagai brain rot .

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan pentingnya literasi digital dan keseimbangan aktivitas fisik dalam menghadapi fenomena brain rot.

Beliau menyatakan bahwa PP TUNAS tidak hanya melindungi anak-anak, tetapi juga mendukung terciptanya ruang digital yang lebih kondusif bagi semua pengguna internet .

Dengan perkembangan digital yang kian pesat, Komidigi menegaskan bahwa pengawasan terhadap konten hiburan, 

khususnya yang mengarah pada anak-anak, perlu ditingkatkan agar tidak meninggalkan dampak jangka panjang yang membahayakan generasi muda.***