Milenial mungkin memiliki karakter yang jauh berbeda dengan generasi X. Bukan cuma pola pikirnya mengenai jenjang karier dan hidup, tetapi juga dalam memilih sistem pengaturan keuangan pribadi. Generasi X, tulis Forbes, memilih untuk memikirkan jenjang karier yang pasti, alias memilih kerja di dunia perkantoran.
Sementara milenial menginginkan pekerjaan yang non kantoran, bersifat dinamis, dan lebih banyak tantangannya. Karena itulah, milenial juga lebih tertarik untuk membangun karier di dunia digital, mengingat semakin banyak digital nomad bermunculan.
memilih untuk fokus pada hari tua, sehingga mereka memilih untuk melakukan investasi nyata seperti membeli rumah dan kendaraan. Sementara, generasi Y danZ justru lebih mementingkan traveling dan menginvestasikan uang yang dimilikinya untuk pengalaman.
Meskipun tidak salah, namun memikirkan masa tua dan masa depan secara finansial juga tetap diperlukan. Pasalnya, traveling dan waktu untuk mencari pengalaman itu akan habis ketika memasuki masa tua.
Apa Saja Masalah Finansial yang Penting bagi Milenials?
Sulitnya untuk mengumpulkan uang dan berinvestasi merupakan dua hal yang menjadi masalah besar dalam masalah keuangan milenial. Byrdie menulis, sifat milenial yang ingin selalu mengikuti tren gaya hidup biasanya tidak sejalan dengan keadaan finansial mereka.
Kopi, kafe, restoran, dan berbagai destinasi menjadi tujuan utama dalam gaya hidup milenial. Padahal, pendapatan mereka belum tentu sanggup untuk meng-cover gaya hidup mereka yang begitu tinggi. Untuk itu, milenial perlu untuk membenahi dan menata ulang beberapa aspek finansial pribadi mereka, seperti:
- Tabungan untuk keperluan jangka pendek
- Tabungan untuk keperluan mendadak
- Investasi
- Tabungan untuk biaya menikah dan memiliki anak
- Tabungan di masa tua
***
