bisnisbandung.com - Industri ritel dan pusat perbelanjaan terus menghadapi tantangan akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Namun, meski situasi ekonomi masih berfluktuasi, Tedy Marco, Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, tetap optimis bahwa sektor ini mampu bertahan dan bahkan berkembang sepanjang tahun.
Menurutnya, kolaborasi antara pengelola mal dan penyewa tenant menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas bisnis.
“Tapi di satu sisi, kami juga mengharapkan peran pemerintah dalam menstabilkan harga-harga. Pemerintah harus bisa memastikan harga bahan pokok tetap stabil, atau syukur-syukur bisa turun,” ungkapnya dilansir dari youtube CNBC Indonesia, Sabtu (29/3).
Baca Juga: Bangunan di Kaki Gunung Burangrang Disegel Satpol PP, Dedi Mulyadi: Izin Harus Diteliti!
Di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang membebani masyarakat, Tedy menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
“Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menyisihkan uangnya untuk membeli keperluan lainnya. Kalau harga barang-barang mahal semua, bagaimana mereka bisa belanja?” lanjutnya.
Harga bahan pokok yang tinggi berisiko mengurangi alokasi dana masyarakat untuk kebutuhan lain, termasuk belanja di pusat perbelanjaan.
Baca Juga: Arus Mudik 2025, Kapolri Listyo Sigit Siapkan Rekayasa Lalu Lintas untuk Kurangi Kemacetan
Stabilitas harga yang diharapkan mampu mengembalikan daya beli dan meningkatkan konsumsi, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Meski awal tahun diwarnai oleh berbagai tantangan, Tedy melihat tren bisnis ritel di semester kedua tetap menjanjikan. Antusiasme masyarakat terhadap kunjungan ke pusat perbelanjaan masih tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kunjungan di sejumlah mal yang baru dibuka atau direnovasi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Gaji Sopir Angkot Puncak Bogor, Strategi Baru Atasi Macet Lebaran
Contohnya, Lippo Mall Nusantara yang sempat hampir mati, kini kembali ramai setelah mengubah konsep dan melakukan renovasi.