bisnis

Indrawan Nugroho Bongkar Cara Adobe Menantang Kemustahilan: Mereka Mendisrupsi Diri Sendiri

Jumat, 31 Januari 2025 | 21:30 WIB
Dr. Indrawan Nugroho (Tangkap layar youtube Dr.Indrawan Nugroho)

bisnisbandung.com - Dr. Indrawan Nugroho, seorang pakar inovasi, menyoroti bagaimana Adobe menghadapi tantangan besar dalam industri perangkat lunak kreatif.

 Menurutnya, Adobe mengalami tekanan akibat model bisnis lisensi satu kali bayar yang tidak stabil serta maraknya pembajakan perangkat lunak.

Situasi ini diperparah dengan munculnya pesaing seperti Canva dan GIMP yang menawarkan solusi lebih fleksibel dan terjangkau bagi pengguna.

Dr. Indrawan menekankan bahwa CEO Adobe, Shantanu Narayen, menghadapi dilema besar: apakah mempertahankan model lama yang sudah terbukti atau mengambil langkah drastis dengan mendisrupsi perusahaannya sendiri.

Baca Juga: DPR Tak Bicara, Adi Prayitno: 100 Hari Prabowo-Gibran Tanpa Pengawasan?

Narayen akhirnya memilih untuk beralih ke model langganan berbasis cloud, sebuah langkah yang menurut Indrawan sangat berani karena bertentangan dengan teori Clayton Christensen yang menyatakan bahwa perusahaan besar sulit mendisrupsi dirinya sendiri.

“Mereka mampu mendisrupsi dirinya sendiri. Mereka bisa menyelesaikan masalah utamanya, yaitu ketergantungan pada penjualan lisensi perangkat lunak,” terangnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Dr. Indrawan Nugroho pada Jumat (31/1/25).

Keputusan ini, kata Indrawan, membuktikan bahwa Adobe memahami bahwa perubahan adalah satu-satunya jalan untuk tetap relevan.

Baca Juga: Cari Rumah Impian di Bandung? Coba Incar 5 Lokasi Terbaik Ini!

Indrawan menyoroti bagaimana Shantanu Narayen tidak hanya mengubah model bisnis, tetapi juga membangun komunikasi transparan dengan karyawan, pelanggan, dan investor.

“Tapi yang membuat Adobe benar-benar spesial adalah kemampuannya berpikir seperti startup. Mereka membangun fondasi bisnis yang benar-benar baru di dalam tubuh perusahaan raksasa,” ujar Dr. Indrawan.

“Mereka mengorbankan keuntungan jangka pendek demi stabilitas jangka panjang. Dengan strategi yang jelas, operasional yang efisien, dan komunikasi yang kuat, Adobe tidak hanya berhasil bertahan, tetapi juga sukses memimpin pasar di era langganan digital,” lanjutnya.

 Langkah-langkah seperti uji coba terbatas di Australia dan penyesuaian strategi berdasarkan masukan pasar menjadi bukti pendekatan Adobe yang adaptif dan berbasis data.

Baca Juga: Indramayu Butuh Perubahan! Lucky Hakim Curhat ke Dedi Mulyadi

Halaman:

Tags

Terkini