bisnisbandung.com - Raymond Chin, memberikan pandangan mendalam mengenai rebranding Ace Hardware Indonesia menjadi Azko.
Dalam analisisnya, ia menilai bahwa meskipun keputusan untuk mengganti nama tersebut bisa dianggap langkah yang cukup tepat dalam menanggapi dinamika pasar, ada potensi dampak buruk yang tidak bisa diabaikan, baik untuk konsumen maupun investor asing.
Raymond Chin menjelaskan bahwa salah satu alasan di balik rebranding ini adalah untuk memberikan fleksibilitas lebih dalam menentukan produk yang sesuai dengan pasar Indonesia.
Sebelumnya, Ace Hardware terikat oleh kewajiban lisensi yang mengharuskan sebagian besar produknya diimpor langsung dari pusat, yang membuat mereka kurang fleksibel dalam menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen lokal.
Dengan Azko, perusahaan berharap bisa menghadirkan produk yang lebih bervariasi dan terjangkau, mengingat daya beli konsumen Indonesia yang semakin menurun.
“Menurut gue pribadi, keputusan mereka ini lumayan tepat kalau bisa masukin produk-produk yang bervariasi dan harganya lebih murah karena enggak bergantung impor sama Ace Hardware,” ujar Raymond Chin di youtube pribadinya, Rabu (29/1/25).
Namun, di balik alasan bisnis ini, Raymond menekankan potensi kebingungan yang bisa muncul di kalangan konsumen.
Meskipun kampanye iklan yang masif dilakukan untuk mengenalkan Azko, banyak konsumen yang masih mengaitkan nama tersebut dengan Ace Hardware.
Dengan merek yang sudah terbangun selama lebih dari 30 tahun, konsumen Indonesia cenderung lebih percaya pada nama yang sudah lama dikenal dan terbukti, yang bisa membuat peralihan ke Azko menjadi lebih sulit.
Raymond Chin juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak jangka panjang terhadap hubungan Indonesia dengan investor asing.
Menurutnya, langkah rebranding ini bisa memberi sinyal buruk bahwa perusahaan asing yang sudah mapan akhirnya melepaskan lisensi mereka dan digantikan oleh merek lokal.