BISNIS BANDUNG -- Robot sepertinya bisa segera melakukan operasi secara otonom. Laporan terbaru, para peneliti Universitas John Hopkins menciptakan robot bedah yang mampu mengoperasi Babi tanpa bantuan manusia.
Dilansir dari BGR, Senin (31/1/2022), tim tersebut berbagi kesuksesannya di Science Daily News beberapa waktu lalu. Mereka telah membuat Smart Tissue Autonomous Robot (STAR) selama beberapa tahun, dan ini adalah operasi otonom pertama yang dilakukan robot bedah.
Selama bertahun-tahun, mereka telah melakukan beberapa operasi dengan robot. Apa yang membuat operasi ini begitu mengesankan adalah bahwa robot bedah STAR melakukan operasi laparoskopi tanpa bantuan manusia.
Operasi laparoskopi merupakan salah satu operasi yang paling menantang karena bertujuan untuk melakukan manuver kompleks tanpa membuat sayatan besar.
Dalam kasus khusus ini, robot bedah harus menyambungkan kembali ujung usus pasiennya. Tentu saja, pasien di sini bukanlah manusia, tetapi babi, dan hasilnya menarik untuk masa depan robotika.
“Temuan kami menunjukkan bahwa kami dapat mengotomatiskan salah satu tugas paling rumit dalam operasi: penyambungan kembali dua ujung usus,” Alex Krieger, penulis senior studi ini dalam sebuah laporan.
“STAR melakukan operasi sesuai prosedur pada 4 hewan, dan menghasilkan akhir yang jauh lebih baik daripada manusia yang melakukan tindakan bedah dengan prosedur yang sama," kata Krieger.
Robotika bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Faktanya, ada sejumlah klaim yang memperkirakan bahwa lebih dari 600.000 operasi dengan bantuan robot telah terjadi pada 2017.
Jumlah itu, kemungkinan besar juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, yang terpenting untuk diambil dari kesuksesan robot bedah ini adalah robot itu sepenuhnya otonom. Artinya sama sekali tidak ada bantuan dari tangan manusia.
Bidang robotika telah menemukan rumah yang terus berkembang di dunia kedokteran. Dengan keberhasilan operasi STAR ini, diharapkan bakal ada lebih banyak perbaikan di masa depan.
Menariknya, hanya butuh 4 tahun bagi para peneliti di John Hopkins untuk membuat STAR menjadi "dokter otonom". 4 tahun bukanlah waktu yang lama di dunia teknis, terutama dalam inovasi robotika medis. (C-003/amj)***