teknologi

Menakar Indonesia di Tengah Perang Kecerdasan Buatan

Sabtu, 27 Maret 2021 | 12:45 WIB
menakar AI

BISNIS BANDUNG -- Kecerdasan buatan atau disebut Artificial Intellegence (AI) menjadi hal yang asing bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Pasalnya istilah itu terbilang jarang digaungkan di kegiatan sehari-hari.

Beberapa teknologi terbarukan seperti ponsel hingga teknologi kendaraan saat ini sudah dilibatkan dengan kecerdasan buata tersebut. Salah satunya pada ponsel yang saat ini banyak disematkan AI dalam kecanggihanya.

Presiden Joko Widodo mengatakan dalam Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia berada di tengah perang kecerdasan buatan AI.

Pakar Informasi dan Teknologi Institut Teknologi Bandung, Budi Rahadjo mengatakan Indonesia mampu bersaing dalam perang AI, karena secara keilmuan Indonesia bisa mengejar ketertinggalan tersebut.

"Menurut saya kita ketinggalan secara implementasi, secara kelimuan mah tidak," ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon.

Hal ini menurut Budi menjadi salah satu penghalang dalam mengembangkan teknologi AI. Kata dia, di beberapa negara seperti di China dan Amerika Serikat selalu bersaing di bidang implementasi.

Dihubungi terpisah, pengamat Teknologi dan Informatika Universitas Indonesia Wisnu Jatmiko, yang juga sebagai peneliti AI, mengatakan Indonesia masih dapat berakselerasi dengan negara lain dalam pengembangan AI. Hanya saja patut difokuskan pada sektor yang diungguli. Di antaranya sektor pertanian dan perikanan.

Hal itu disebutnya merupakan segmen yang dinilai unggul dan dapat menjadi produk andalan di bidang AI.

"Kita bermain di segmen yang kita menang, salah satunya AI di bidang pertanian atau perikanan dan kelautan," ujar Wisnu.

Pada sektor perikanan dan kelautan, kata dia, pengembangan dapat dilakukan dengan cara memprediksi algoritma dari fase ternak ikan dan musim panen ikan. Para peneliti nantinya dapat mengolah data dari fase tersebut, dan dituangkan dalam bentuk kecerdasan buatan.

Dengan cara tersebut menurutnya Indonesia tidak perlu investasi besar-besaran, lantaran sudah ada ekosistem yang menurutnya mungkin sudah tersedia.

"Enggak perlu kita investasi besar-besaran. Ada ekosistem yang mungkin sudah disediakan, kan nantinya penangkapan udang bisa semua dengan AI," jelasnya.

Lebih lanjut Budi menjelaskan untuk menguasai dunia lewat AI ada beberapa langkah yang menurutnya harus ditempuh. Yaitu Indonesia harus memiliki sumber komputasi untuk mengolah data menjadi teknologi AI atau disebut Graphics Processing Units (GPU).

Ia berharap Indonesia memiliki komputasi tersebut yang dapat digunakan bersama.

Halaman:

Tags

Terkini