bisnisbandung.com - Pakar inovasi digital Dr. Indrawan Nugroho menilai dunia bisnis Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda euforia terhadap kecerdasan buatan (AI), meski skalanya belum sebesar di luar negeri.
Menurutnya, banyak perusahaan kini menjadikan AI sebagai pilar utama strategi bisnis tanpa mempertimbangkan kesiapan data, proses, dan sumber daya manusia.
Dr. Indrawan menekankan pentingnya memanfaatkan posisi Indonesia sebagai late mover advantage, yakni datang sedikit belakangan agar dapat belajar dari kesalahan negara lain.
Dengan pendekatan ini, perusahaan dalam negeri dapat menyalin praktik yang terbukti efektif dan menghindari jebakan ekspektasi berlebihan yang berisiko menciptakan gelembung AI.
Baca Juga: Pakar Inovasi Digital Soroti Potensi Gelembung AI, Perlukah Investor Lebih Waspada?
Ia menilai, adopsi AI sebaiknya dimulai dari eksperimen kecil yang terukur, kemudian dievaluasi dan dikembangkan secara bertahap sesuai peta jalan realistis.
Pendekatan ini diyakini dapat mengubah AI dari sekadar tren menjadi kekuatan yang berkelanjutan bagi pertumbuhan bisnis.
Dari fenomena global yang disebut sebagai “AI bubble”, Dr. Indrawan melihat ada tiga pelajaran penting bagi perusahaan Indonesia.
Pertama, potensi besar AI memerlukan waktu untuk menghasilkan dampak nyata, sehingga ekspektasi perlu disesuaikan dengan kemampuan implementasi.
Kedua, euforia teknologi selalu berulang dari internet, kripto, hingga AI dan perusahaan perlu membedakan antara inovasi yang substansial dan sekadar sensasi.
Ketiga, manfaat terbesar AI sering kali hadir dari solusi sederhana yang menyelesaikan persoalan operasional nyata, bukan dari proyek spektakuler yang sulit diukur hasilnya.
Bagi profesional dan pengusaha, Dr. Indrawan mengingatkan bahwa AI seharusnya menjadi alat untuk menciptakan nilai nyata baik melalui efisiensi, inovasi, maupun pembukaan peluang baru.
Baca Juga: Prabowo Tawar Tarif 0% untuk Komoditas Unggulan, Pengamat Soroti Alasan Terselubung
“Kalau kita mampu menjaga keseimbangan antara rasa ingin tahu, keberanian, dan kebijaksanaan, maka gelembung ini tidak akan meledak sia-sia. Ia akan mengempis perlahan, menyisakan teknologi yang sungguh bermanfaat dan manusia-manusia yang lebih siap menghadapi masa depan,” ujarnya.