Bisnisbandung.com - Roket tak berawak Starship milik SpaceX, yang dikembangkan untuk misi antariksa, diduga mengalami kegagalan beberapa menit setelah lepas landas pada 18 November.
Peluncuran tersebut merupakan uji coba kedua SpaceX setelah percobaan pertama berakhir dengan ledakan.
Meskipun tahap inti Starship milik SpaceX tampaknya berhasil berpisah dari tahap pendorong Super Heavy, tahap Super Heavy meledak di atas Teluk Meksiko.
Baca Juga: Seno Bagaskoro Ungkap Program Ambisius Ganjar-Mahfud, GASPOL untuk Pendidikan Berkualitas
Beberapa menit kemudian, pusat kendali misi SpaceX kehilangan kontak dengan wahana tersebut.
"Kami telah kehilangan data dari tahap kedua... kami berpikir mungkin kami telah kehilangan tahap kedua," kata penyiar langsung SpaceX, John Insprucker.
Ini merupakan upaya kedua untuk meluncurkan Starship terpasang di atas tahap pendorong Super Heavy.
Kegagalan tersebut meningkatkan kekhawatiran terkait keberhasilan misi antariksa masa depan dan menjadi tantangan bagi ambisi SpaceX dalam menjelajahi bulan dan Mars.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Elektabilitas? Pentingkah Hal Tersebut?
Federal Aviation Administration (FAA) mengonfirmasi kecelakaan tersebut dan akan mengawasi penyelidikan yang dipimpin oleh SpaceX.
Meski kegagalan tersebut menunjukkan risiko dalam pengembangan teknologi antariksa, SpaceX menyatakan bahwa keberhasilan datang dari pembelajaran.
Serta uji coba tersebut akan membantu meningkatkan keandalan Starship.
Ambisi SpaceX dengan Starship melibatkan pengiriman astronot ke bulan untuk NASA dan, pada akhirnya, ke Mars.
Baca Juga: Menikmati Sensasi Kopi Akar Wangi di Desa Wisata, Berkembang Bersama Program BRI 'Klasterku Hidupku'