Pelanggan Ferrari Kini Dapat Melakukan Pembayaran Menggunakan Kripto

Bisnisbandung.com - Pasar kripto yang saat ini sedang stagnan mendapat kabar baru baik dari produsen mobil sport Ferrari.

Ferrari yang merupakan produsen mobil sport asal Italia dilaporkan mulai menerima pembayaran dalam mata uang kripto.

Dikutip dari Reuters, Ferrari berencana untuk memperluas opsi pembayaran mata menggunakan uang kripto ke seluruh Eropa.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Ini Perbedaan TM, C dan R Pada Merek Dagang

Kepala pemasaran dan komersial Ferrari, Enrico Galliera, mengatakan bahwa keputusan untuk menerima pembayaran kripto adalah sebagai tanggapan atas permintaan dari pasar dan dealer karena banyak kliennya adalah investor kripto.

“Beberapa di antaranya adalah investor muda yang membangun kekayaan mereka melalui mata uang kripto. Beberapa lainnya adalah investor yang lebih tradisional, yang ingin mendiversifikasi portofolionya,” jelasnya.

"Hal ini akan membantu kami terhubung dengan orang-orang yang belum tentu merupakan klien kami namun mungkin mampu membeli Ferrari." lanjut Enrico.

Baca Juga: Kejadian Mencekam: Kebakaran Mobil di Ciwidey

Pabrikan mobil Italia tersebut menggunakan Bitpay untuk memproses pembayaran mata uang kripto Amerika Serikat.

Sebagai permulaan Ferrari hanya akan mengizinkan transaksi dalam bitcoin (BTC), ether (ETH), dan stablecoin USDC.

"Harga tidak akan berubah, tanpa biaya, tanpa biaya tambahan jika Anda membayar melalui mata uang kripto." kata Enrico.

Baca Juga: Jokowi Protes Keras: Dampak Serangan Israel ke RS Indonesia di Palestina

Ferrari berencana untuk memperluas penerimaan pembayaran kripto ke Eropa pada kuartal pertama tahun depan, publikasi tersebut menyampaikan, menambahkan bahwa perusahaan kemudian akan menawarkan opsi pembayaran kripto di wilayah lain di mana kripto diterima secara hukum.

Wilayah terbesar produsen mobil sport mewah ini adalah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), yang menyumbang 46% dari total pengiriman mobilnya pada paruh pertama tahun ini. “Minat di AS dan Eropa sama, kami tidak melihat perbedaan besar,” ungkap Enrico Galliera.***