1. Kesibukan di tempat kerja
Rutinitas bekerja memang sudah menjadi tanggung jawab setiap kita dan kesibukan di tempat kerja terkadang menutup kemungkinan untuk goweser bisa aktif bersepeda.
Om Ricky seorang financial consultant yang dulu ketika pandemi rutin bersepeda, kini hanya gowes di hari Sabtu saja karena kalau dulu kerjanya WFH, sekarang udah mulai normal berkantor lagi.
Bersepeda membutuhkan ketenangan agar dapat menikmati manfaat lain selain tubuh yang sehat.
Bagi goweser yang suka bersepeda ke tempat-tempat yang tinggi biasanya akan disuguhkan pemandangan yang indah dan udara yang bersih.
Namun untuk bisa bersepeda ke tempat yang tinggi tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika kesibukan di tempat kerja sudah menanti akhirnya hanya rute-rute pendek yang bisa dipilih.
Pilihan rute-rute yang pendek dan indah tidak banyak. Bagi yang tinggal di kota tentunya rute pendek berarti ketika bersepeda akan bertemu dengan banyak kendaraan bermotor dan polusi udara.
Baca Juga: Catat ya Ladies! 5 Tanda Pria Cuek Tapi Sayang yang Wajib Kamu Tahu!
2. Kondisi jalanan yang semrawut
Sudah menjadi bagian dari berkembangnya sebuah kota yaitu bertambahnya jumlah kendaraan dari waktu ke waktu.
Ternyata kondisi jalanan yang semrawut dan tidak adanya jalur khusus bagi pesepeda semakin menambah kekhawatiran pesepeda ketika di jalan raya.
Chris, yang dikenal sebagai pemburu tanjakan, sebelumnya rutin bersepeda memakai sepeda lipatnya. Chris bahkan sudah menjual sepeda-sepedanya dan berpindah ke cabang olahraga lari. Chris berkata, “ya… salah satu alasannya adalah karena jalanan yang semakin semrawut.”
Sudah cukup banyak kejadian kecelakaan pesepeda dikarenakan kondisi jalanan yang tidak bersahabat bagi pesepeda.
Kekhawatiran ini akhirnya menimbulkan perasaan malas untuk bersepeda karena sudah tidak bisa lagi menikmati asiknya momen bersepeda itu sendiri.