Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama hampir dua tahun. Selama itu pula, pasar finansial cenderung bergerak dinamis.
Memasuki kuartal akhir 2021, ada beragam hal yang mendukung investor tetap optimistis. Mereka akan meraih peluang investasi jelang akhir tahun, meski ada beberapa risiko yang perlu dicermati, baik dari sisi global maupun domestik.
Seperti apa kondisi global dan domestik terkini, dan bagaimana peluang investasi kuartal keempat tahun 2021, simak penjalasan dari Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI):
Sinyal kuat Fed tapering
Sinyal Fed tapering atau pengurangan stimulus dari bank sentral Amerika Serikat sepertinya terlihat semakin jelas akan berlangsung kuartal keempat ini. Kenaikan Fed Rate diproyeksikan akan maju lebih cepat dan terjadi di tahun 2022, menjadi 0,50 persen.
Perubahan juga terjadi pada target inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, yang disebabkan oleh disrupsi rantai pasokan global yang lebih persisten dari perkiraan.
The Fed juga merevisi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,9 persen tahun 2021 sebagai dampak peningkatan kasus COVID-19 varian delta di Amerika Serikat (AS) pada kuartal ketiga 2021.
Meski demikian, pada 2022 aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih baik seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, yang ditunjukkan oleh proyeksi PDB AS pada 2022 yang meningkat menjadi 3,8 persen dari semula 3,3 persen.
Di kawasan Asia, seiring meredanya efek low base awal pandemi tahun 2020 yang membuat pertumbuhan ekonomi paruh pertama tahun 2021 melonjak sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia diperkirakan akan mengalami normalisasi pada semester kedua 2021.
Sektor eksternal, yaitu ekspor, masih menjadi penopang, didukung oleh pemulihan global (terutama untuk permintaan barang elektronik seperti chip komputer). Yang juga menarik adalah valuasi pasar saham Asia.
Setelah pada paruh pertama sempat melonjak tinggi sejalan dengan lonjakan pertumbuhan ekonomi, valuasi pasar saham saat ini telah kembali turun berada di kisaran rata-rata 5 tahun. Ini level yang atraktif bagi investor.
Terlebih lagi untuk kawasan ASEAN, inflasi yang masih rendah dan terkendali belum menimbulkan tekanan bagi bank sentral melakukan pengetatan kebijakan. Kondisi ini tentunya suportif bagi pasar saham.
Pemulihan aktivitas ekonomi domestic bertahap
Penurunan angka kasus positif COVID-19 di dalam negeri serta vaksinasi yang semakin masif membuat pelonggaran aktivitas masyarakat dapat dilakukan, dan potensi pemulihan ekonomi domestik semakin terbuka.
Stabilitas makro ekonomi, terutama eksternal, yang terus diperkuat dapat memberikan dukungan yang baik untuk mengantisipasi Fed tapering dan menghadapi dinamika global yang walaupun berada dalam masa pemulihan tapi belum sepenuhnya stabil.