Selama Jokowi - Luhut bekuasa, harus diakui telah terjadi keterbelahan bangsa, yang pro Jokowi diangkat, sedangkan oposisi termasuk para ustad, para ulama, para kiayi yang ingin adanya keadilan diberangus bahkan dikriminalisasi, dianggap kriminil bahkan dianggap hantu.
Bahkan dikatakan anti Pancasila dan lain-lain, sementara mereka sendiri sesungguhnya yang menghancurkan Pancasila. Pancasila mau diperas menjadi gotong royong, ini yang harus kita waspadai
Mereka juga enteng melanggar HAM. Amein Rais berkeyakinan, pada akhirnya nanti, ketika kabut awan putih yang gelap ini terang benderang dimasa datang, seperti kasus di Papua Barat, di Aceh, mungkin juga dipulau lain, akan terbuka kemudian.
Sandiwara politik Jokowi - Luhut makin menggila ugal-ugalan.
Jokowi selain tidak kompeten memimpin bangsa, juga tidak tahu kapan harus mundur, padahal pemimpin yang baik itu harus tahu kapan dia harus mundur.
Apalagi dalam UUD 45 sudah jelas dikatakan, masa jabatan Presiden kita hanya bisa dipilih dua kali saja, tapi sakarang mau dipaksakan.
Amien Rais pun mengimbuhkan, seorang pemimpin, presiden misalnya, itu ada kemungkinan menderita syndrome narsistik megalomania.
Narsistik yaitu seseorang yang merasa dirinya paling sempurna, merasa paling benar, akulah yang paling tahu segala macam persoalan, orang lain lebih bodoh tidak bermutu dan lainnya. Sedangkan megalomania membayangkan yang besar besar.
Jokowi dan Luhut harus berkaca diri, tanya kepada psikolog-psikolog yang obyektif, apakah anda berdua sedang menderita narsistik megalomania, kalau iya memohon ampunlah kepada Allah kepada Tuhan, karena ini bisa membawa bahaya yang luar biasa, tegas Amien Rais.
Jadi bayangkan kalau orang sudah berhalusinasi kemudian diekspresikan, diejawantahkan dengan syndrome narsistik megalomania dalam dunia ril, bagaimana bangsa ini bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang DNA nya keluar dari DNA bangsa kita, ini tentu saja aneh.
Contohnya saja beberapa waktu lalu, Jokowo marah marah, menghujat menteri, menghujat pejabat.
Jokowi – Luhut mabuk kekuasaan, 10 tahun dirasa tidak cukup, masih ingin lagi dan lagi.
Menurut Amien Rais jika Jokowi - Luhut 3 periode, menang, lenggang kangkung, dikhawatirkan akan bisa merubah konstitusi. Kita harus waspadai, cermati terus karena batas terakhir duet Jokowi - Luhut itu Oktober 2024 itu selesai sudah.