nasional

Xi Jinping berhasil menyesatkan Jokowi? Ternyata China menggunakan cara ini untuk menguasai Nikel Indonesia

Selasa, 15 Agustus 2023 | 20:15 WIB
Hasil melimpah dari sektor Nikel di Indonesia membuat Xin Jinping membuat strategi agar perusahaannya berkuasa (freepik/wirestock)

Bisnisbandung.com - Ada beberapa alasan kenapa Presiden China yakni Xi Jinping ingin menguasai Nikel yang ada di Indonesia.

Bahkan Xi Jinping sudah mempersiapkan segala cara agar dirinya secara cepat setidaknya hasil Nikel tersebut dikuasai oleh perusahaan negaranya yakni China.

Akan tetapi mungkin cara yang Xi Jinping lakukan akan menemui hambatan dikarenakan Jokowi tidak akan tinggal diam begitu saja terhadap persediaan Nikel di Indonesia.

Baca Juga: Tampil Cantik dengan 3 Rekomendasi Eye Cream Sesuai Usia, Jangan Salah Pilih Skincare loh

Investasi asing di Indonesia pada sektor Nikel tentu diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Oleh karena itu pemerintah Indonesia berupaya keras untuk menarik investor masuk ke tanah air salah satunya perusahaan dari China.

Namun jamurnya perusahaan pengolahan nikel dimulai sejak kerja sama dengan China membangun PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada akhir tahun 2013 lalu.

Baca Juga: Tolak Terorisme: Kiai Said Tegaskan PT KAI Akan Diarahkan dengan Toleransi, Moderasi, dan Akhlak Mulia

IMIP merupakan usaha patungan antara Shanghai Design Investment co LTD anak perusahaan Tsingshan Holding Group PT. Bintang 8 Investama dan PT. Sulawesi Mining Investment.

Menurut Menteri Investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yakni Bahlil Lahadalia, pengelolaan Nikel di Indonesia dikuasai asing khususnya China.

Bahlil mengungkapkan saat ini proyek Smelter Nikel yang didominasi sejumlah perusahaan asal China karena orang-orang di Indonesia tidak bisa memiliki Smelter tersendiri.

Baca Juga: 4 Olahraga Mengecilkan Perut dan Paha di Rumah dan Simpel

Padahal soal nikel di Indonesia termasuk negara yang memiliki cadangan yang terbilang sangat melimpah.

Sebab lain yaitu dukungan perbankan di Indonesia katanya hanya ingin membiayai jika pengusaha lokal mempunyai modal inti atau ekuitas di atas 30 hingga 40%.

Halaman:

Tags

Terkini