bisnisbandung.comm - Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa pemerintah tidak lambat dalam menangani rangkaian bencana yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh pada akhir November.
Menurutnya, seluruh aparat dan kementerian terkait telah bekerja sejak hari pertama kejadian.
Bencana yang dipicu hujan lebat pada 24-26 November membuat sejumlah wilayah terdampak parah. Pada puncak kejadian 26 November, Kepala BNPB langsung bergerak ke Sumatera Utara meski sebelumnya berada di Lumajang untuk menangani erupsi Semeru.
Baca Juga: Luhut Kasih Clue Ke Anak Gusdur Sosok Dibalik Izin Tambang NU, Diduga Jadi Alat Legitimasi
Di lapangan, personel TNI, Polri, Basarnas, dan BNPB daerah disebut langsung bekerja melakukan evakuasi tanpa menunggu ekspos media.
Presiden Prabowo Subianto juga disebut langsung melakukan koordinasi dengan para kepala daerah di Sumatera Utara pada hari pertama. Presiden kemudian menginstruksikan Menko PMK untuk memobilisasi seluruh sumber daya nasional menuju wilayah terdampak.
Pada 27 November, seluruh helikopter di Pulau Sumatera dikerahkan menuju Padang, Medan, dan Banda Aceh.
Armada udara dari Jawa turut dipindahkan ke Sumatera meski membutuhkan waktu penerbangan 13-15 jam. Sejumlah helikopter berhasil tiba di Banda Aceh pada hari yang sama untuk membawa logistik dan genset PLN.
Baca Juga: KPK Bongkar Siasat Bupati Bekasi, Diduga Nilep Rp4,7 Miliar dari Ijon Proyek
Aparat TNI, Polri, dan relawan dengan jumlah sekitar 20.000 orang juga mulai bergerak melakukan evakuasi dan penanganan darurat sejak hari kedua. Empat pesawat dan 15 helikopter tambahan tiba pada 28 November dan kemudian disiarkan kepada media.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 80 helikopter dan pesawat dari TNI, Polri, Basarnas, dan pihak swasta diterjunkan untuk mendukung penanganan bencana.
Hingga 30 November, terdapat 52 kabupaten yang jalur transportasinya terputus dan mengalami pemadaman listrik.
“Semuanya kita ini, termasuk warga setempat, itu sama-sama menyambungkan jalan. Petugas PLN mengangkut di tengah hujan, di atas gunung, segala macam, tanpa kamera,” lugasnya Teddy.
Namun upaya perbaikan dilakukan secara bertahap oleh aparat bersama masyarakat setempat. Proses penyambungan jalan dan pemulihan listrik dilakukan di tengah kondisi cuaca buruk dan medan berat.