bisnisbandung.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa rangkaian bencana yang melanda wilayah Sumatera hingga Aceh pada November-Desember dipicu oleh cuaca ekstrem, terutama akibat keberadaan bibit siklon tropis yang sempat memasuki daratan.
Penjelasan ini sekaligus menegaskan bahwa bencana tersebut merupakan bencana alam yang dipicu oleh fenomena meteorologis, bukan semata-mata faktor ekologis.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa banjir, banjir bandang, dan longsor yang terjadi beberapa waktu terakhir merupakan konsekuensi dari intensitas hujan yang sangat tinggi serta angin kencang.
“Nah, sedangkan longsor, kemudian banjir, kemudian kita lihat seperti banjir bandang, itu adalah alam. Pemicu utamanya adalah cuaca ekstremnya,” tuturnya dilansir dari YouTube tvOneNews.
Kondisi ekstrem ini terjadi karena pergerakan bibit siklon tropis 95B yang kemudian berkembang menjadi siklon tropis Sinyar dan menyentuh daratan Aceh.
Menurut BMKG, bibit siklon 95B sempat bergerak masuk ke wilayah Aceh Timur kemudian bertahan di daratan selama sekitar 17 jam sebelum keluar menuju Aceh Tamiang dan Selat Malaka.
Pergerakan ini berbeda dari siklon tropis lain yang umumnya tidak menyentuh daratan Indonesia, sehingga dampaknya biasanya bersifat tidak langsung.
Baca Juga: Kondisi di Lapangan Mengkhawatirkan, Anggota DPR Minta Negara Bertindak Lebih Cepat
Karena Sinyar masuk ke daratan, efeknya menjadi lebih besar. Intensitas hujan meningkat drastis, diikuti hembusan angin kencang yang memicu bencana di wilayah dengan topografi sensitif seperti lereng dan dataran rendah. Faktor lingkungan dan kondisi geografis memperparah kerentanan wilayah terdampak.
BMKG menegaskan bahwa peringatan dini terkait cuaca ekstrem sebenarnya telah disampaikan sebelum bencana terjadi.
Melalui Balai Besar Meteorologi Wilayah I Medan, BMKG telah mengeluarkan peringatan sejak 17 November mengenai potensi cuaca ekstrem di wilayah Sumatera bagian utara.
Informasi lanjutan juga disampaikan oleh BMKG Aceh Sultan Iskandar Muda melalui rilis resmi terkait keberadaan bibit siklon 95B.
Balai BMKG di Sumatera Barat kemudian menerbitkan pemberitahuan tambahan pada 22 November, diikuti rilis dari BMKG pusat di hari yang sama.
Baca Juga: Opinion Leader Dinilai Kian Jinak, Guru Gembul Soroti Minimnya Kritik Rocky Gerung di Era Prabowo