Dalam aspek ekonomi, Gatot menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda terkait keterbatasan lapangan kerja.
Ia mengacu pada data yang menunjukkan tingginya jumlah lulusan pendidikan tinggi yang berhenti mencari pekerjaan karena frustrasi.
Fenomena pekerja berpendidikan tinggi yang beralih ke pekerjaan informal dinilai sebagai tanda gagalnya negara menyediakan kesempatan kerja yang layak.
Gatot juga menyinggung kekhawatiran publik terhadap arus tenaga kerja asing di kawasan industri khususnya soal isu Morowali, terutama ketika banyak pemuda Indonesia justru kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Baca Juga: Jaksa Ungkap Nadiem Makarim Memperkaya Diri dalam Kasus Pengadaan Laptop Chromebook
Kondisi ini dipandang mengancam bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa, namun justru berpotensi berubah menjadi risiko sosial yang besar.
Ia menegaskan bahwa berbagai gejolak sosial dan ketidakpuasan masyarakat, khususnya generasi muda, dapat mencapai titik kritis apabila tidak segera diatasi dengan kebijakan yang nyata.
Dalam forum tersebut, Gatot menyampaikan bahwa peringatan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan bangsa dan mencegah kerusakan sistemik yang lebih dalam.***
Baca Juga: Menohok! Rocky Gerung Balas Sindiran Presiden Prabowo Soal Banyak Orang Pintar Jadi Pengkritik