nasional

Cuaca Ekstrem Berlanjut, BMKG Waspadai Bibit Siklon di Samudra Hindia

Minggu, 14 Desember 2025 | 11:00 WIB
Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG (Tangkap layar YouTube CNN Indonesia)

bisnisbandung.com - Cuaca ekstrem masih berpotensi melanda sejumlah wilayah Indonesia menjelang akhir tahun.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau dinamika atmosfer yang menunjukkan keberadaan bibit siklon tropis di Samudra Hindia yang berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung berupa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa bibit siklon tropis 91S yang sebelumnya terpantau di Samudra Hindia barat daya Lampung telah berkembang menjadi siklon tropis Bakung.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Buka Peluang Adanya Pelaku Lain di Kasus Wedding Organizer Ayu Puspita

Siklon tersebut terbentuk pada 12 Desember 2025 malam dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Meski pusat siklon tidak mengarah ke Tanah Air, dampak tidak langsungnya masih perlu diwaspadai, terutama peningkatan tinggi gelombang laut serta potensi hujan lebat dan angin kencang di wilayah Lampung dan Bengkulu.

“Jadi siklon tropis Bakung walaupun dia sudah menjauhi wilayah Indonesia, ada dampak yang perlu diwaspadai,” ujar Guswanto dilansir dari YouTube CNN Indonesia.

Selain itu, BMKG juga terus memantau bibit siklon tropis 93S yang berada di Samudra Hindia selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Terbongkar Skema Penipuan Wedding Organizer By Ayu Puspita, Polisi Ungkap Aksi Penipuan Sejak 2016

Menurut Guswanto, bibit siklon ini belum berkembang menjadi siklon tropis, namun telah memicu kondisi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah selatan Bali dan Nusa Tenggara.

BMKG mengungkapkan, pembentukan bibit siklon tersebut dipengaruhi oleh suhu permukaan laut yang masih hangat di selatan Indonesia.

Kondisi ini didukung oleh adanya konvergensi dan belokan angin di lapisan atmosfer rendah di sekitar barat Sumatra dan selatan Nusa Tenggara yang memicu terbentuknya pusat tekanan rendah.

Guswanto menambahkan, dinamika atmosfer global seperti Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby juga sedang aktif dan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan awan konvektif serta potensi terbentuknya bibit siklon tropis.

Baca Juga: Polisi Beberkan Unsur Kesengajaan dalam Kebakaran Mematikan di Gedung Terra Drone

Halaman:

Tags

Terkini