bisnisbandung.com - Zulkifli Hasan (Zulhas) menjadi sorotan publik setelah penjelasannya mengenai wawancara lama dengan aktor Hollywood Harrison Ford kembali mencuat di tengah tragedi yang menimpa Sumatera dan Aceh.
Zulhas dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas banyaknya pengalihan fungsi hutan di Indonesia saat menjabat sebagai Menteri Kehutanan periode 2009-2014
Dalam keterangan yang ia ungkap, ia menilai proses wawancara tersebut telah diatur sedemikian rupa sehingga dirinya berada dalam posisi yang merugikan.
Baca Juga: Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh
Situasi itu terjadi ketika isu kerusakan hutan, khususnya kawasan Tesso Nilo, sedang menjadi perhatian internasional.
Zulhas menggambarkan bahwa kedatangan Harrison Ford ke kementeriannya bukan sekadar wawancara biasa, melainkan bagian dari produksi film dokumenter.
Kondisi itu membuatnya merasa berada dalam narasi yang tidak seimbang karena proses pengambilan gambar telah dipersiapkan secara tertutup oleh tim produksi, tanpa ruang untuk dialog terbuka seperti yang ia harapkan.
“Jadi saya duduk, dia masuk sebagai wawancara. Belakangan saya baru tahu, baru terasa: Oh, ini shooting film. Ini heronya. Ya tentu ada penjahatnya kan. Ya saya penjahatnya,” bebernya dilansir dari youtube Denny Sumargo.
Baca Juga: Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang
Ia menilai penataan kamera, pengondisian ruang, hingga suasana tak menentu di lingkungannya mencerminkan bahwa proses tersebut tidak memberi kesempatan yang adil bagi dirinya sebagai pejabat publik.
Dalam penjelasannya, Zulhas menekankan bahwa dirinya baru menyadari format wawancara tersebut ketika proses berlangsung.
Ia memandang bahwa posisi Indonesia saat itu membuat para pejabat cenderung mengikuti alur yang ditetapkan pihak tamu, terlebih karena figur internasional yang terlibat.
Ia juga menyoroti situasi politik ketika itu, termasuk tekanan dari lembaga pengawasan pemerintahan, yang membuat dirinya tidak mungkin menolak permintaan pertemuan tersebut.
Baca Juga: Ipar Adalah Maut Kembali Viral, Tapi Kini Tersandung Teguran dari KPI