nasional

Kadin Dorong Digitalisasi Pupuk Subsidi untuk Perbaiki 75% Lahan Marginal Indonesia

Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB
Illustrasi Pupul (dok psp.pertanian.go.id)

bisnisbandung.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai digitalisasi penyaluran pupuk subsidi menjadi kunci penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional, terutama karena sekitar 75 persen lahan pertanian di Indonesia tergolong marginal atau kritis.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian, Devi Erna Rachmawati, menekankan bahwa perbaikan sistem distribusi pupuk dapat mempercepat upaya intensifikasi lahan dan mendukung pencapaian swasembada beras.

Menurut Devi, penyaluran pupuk bersubsidi saat ini jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Dengan hanya menggunakan KTP, petani sudah bisa mengakses pupuk subsidi tanpa harus melalui proses birokrasi yang panjang.

Baca Juga: Dr Indrawan Nugroho Ungkap Sistem Produksi yang Membuat MrBeast Tak Terkalahkan di YouTube

Data mencatat bahwa sekitar 600.000 petani perempuan telah menerima pupuk subsidi, menandakan peningkatan aksesibilitas yang signifikan.

Namun, di balik kemudahan tersebut, Kadin menilai perlunya penguatan digitalisasi agar penyaluran lebih tepat sasaran, mengingat kondisi lahan yang memerlukan intervensi serius.

“Mungkin masukan dari kami Kadin Indonesia, pemerintah perlu benar-benar memperhatikan agar pupuk subsidi ini bisa tepat sasaran dan dilakukan digitalisasi,”ucapnya dilansir dari youtube CNBC Indonesia.

“Kembali lagi digitalisasi karena lahan di Indonesia itu 75% sudah lahan marginal dan lahan kritis,” imbuhnya.

Baca Juga: Pakar Inovasi Digital Soroti Ambisi Raksasa di Balik MrBeast yang Tak Lagi Sekadar YouTuber

Kadin menilai bahwa perbaikan lahan marginal melalui pemanfaatan pupuk organik dan teknologi nano mampu meningkatkan produktivitas padi secara drastis.

Berdasarkan riset bersama beberapa perguruan tinggi, penggunaan pupuk organik berteknologi nano berpotensi meningkatkan produktivitas hingga rata-rata 10,3 ton per hektare, hampir dua kali lipat dari produktivitas nasional saat ini yang berada di angka 5,2 ton per hektare.

Kadin menilai bahwa langkah ini sangat penting untuk mempercepat proses intensifikasi lahan dan mengurangi ketergantungan pada perluasan area tanam.

Devi juga menilai bahwa pemerintah perlu memperluas skema subsidi, tidak hanya pada pupuk kimia, tetapi juga pupuk organik sebagai bagian dari upaya memperbaiki struktur tanah.

Menurutnya, langkah tersebut dapat mempercepat upaya menuju swasembada pangan karena tanah yang sehat akan berdampak pada produktivitas jangka panjang.

Baca Juga: Tips Mengurangi Kebisingan Rumah dengan Isolasi Suara Efektif

Halaman:

Tags

Terkini