Ia menduga pertemuan itu tak sekadar silaturahmi melainkan upaya Jokowi untuk mencari perlindungan politik.
“Sekarang banyak yang berspekulasi Jokowi sedang mencari proteksi lewat hubungan dengan Prabowo apalagi setelah Gibran dipasangkan sebagai wakil presiden. Mungkin ada perjanjian di balik itu,” kata Rocky Gerung.
Menurutnya publik menilai posisi Jokowi kini mulai terdesak akibat semakin banyak kasus lama yang dibuka kembali mulai dari skandal kereta cepat, ijazah palsu, hingga dugaan pelanggaran etika politik selama dua periode kepemimpinannya.
Rocky Gerung juga menyoroti dampak kebijakan Jokowi terhadap generasi muda Indonesia.
Ia menyebut generasi yang disebut “bonus demografi” kini justru diwarisi beban utang jangka panjang.
Baca Juga: Novel “Aroma Karsa” Karya Dee Lestari Bakal Diangkat ke Layar Kaca, Simak Selengkapnya!
“Anak muda yang seharusnya jadi bonus demografi justru jadi korban. Mereka harus membayar utang puluhan tahun ke depan akibat kesalahan kebijakan masa lalu,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya Rocky Gerung menegaskan pentingnya pemerintahan Prabowo-Gibran untuk berani membuka kembali kasus-kasus ekonomi dan politik yang terjadi di era Jokowi demi keadilan publik dan transparansi demokrasi.
“Kalau mau jujur semua skandal yang merugikan rakyat harus dibuka. Kalau tidak, sejarah akan menilai pemerintahan sekarang hanya mewarisi kebohongan masa lalu,” pungkasnya.
Rocky Gerung bahkan menutup dengan sindiran tajam “Kereta cepat yang katanya simbol kemajuan itu, jangan-jangan justru mempercepat perjalanan Jokowi menuju Cipinang.”***