Bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai salah satu sosok paling berani dan konfrontatif di kabinet Presiden Prabowo.
Dalam berbagai kebijakannya Purbaya disebut tidak ragu “berseberangan” bahkan dengan sesama menteri, kepala daerah, hingga pejabat tinggi negara.
“Purbaya ini menteri dari kalangan profesional, bukan dari partai politik. Jadi ia tidak punya beban untuk menyenangkan siapa pun. Kalau menurutnya tidak rasional, dia lawan,” ujar Adi dalam youtubenya.
Baca Juga: Hamas Tolak Keterlibatan Tony Blair, Pengamat Soroti Skeptisisme terhadap Inggris
Sejak awal menjabat gaya bicara dan kebijakan Purbaya langsung mengundang kontroversi.
Banyak yang menganggapnya terlalu frontal dan berbeda dengan gaya Sri Mulyani menteri keuangan sebelumnya yang dikenal kalem dan akademis.
Namun Adi menilai justru di situlah keunikan Purbaya.
“Dengan segala kontroversinya dia membuat posisi menteri keuangan kembali jadi sorotan publik. Gaya dan keputusannya bukan kaleng-kaleng tapi berani, kadang nyerempet bahaya,” ujarnya.
Baca Juga: Investor Domestik Jadi Penopang Pasar, Asing Masih Tunggu Bukti Eksekusi Fiskal
Salah satu kontroversi besar muncul saat Purbaya menyebut subsidi tabung gas LPG 3 kg membebani APBN hingga 70%, atau setara Rp30 ribu per tabung.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia langsung membantah data tersebut dan menilai Purbaya salah hitung.
Pernyataan itu pun memicu debat terbuka di ruang publik.
Sebagian mendukung Purbaya karena transparan soal beban negara sebagian lainnya menilai pernyataannya terlalu tergesa dan tidak akurat.
Baca Juga: Diduga Akibat Bullying, Polisi Dalami Kasus Pelajar Tewas di Grobogan
Purbaya juga sempat menyinggung program prioritas Presiden Prabowo, Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengatakan bahwa dana MBG bisa dialihkan ke sektor lain jika tidak terserap.