Bisnisbandung.com - Pengamat politik senior Ikrar Nusa Bhakti kembali melontarkan kritik tajam terhadap mantan Presiden Jokowi dan putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam tayangan YouTube terbarunya, Ikrar menyebut Jokowi dan Gibran sebagai sosok yang "sekali menipu akan terus menipu".
Ikrar menyoroti ketidakhadiran Jokowi dalam upacara HUT ke-80 TNI serta polemik ijazah keduanya yang tak kunjung tuntas.
Baca Juga: Prabowo Turun Langsung! Negara Rugi hingga Rp300 Triliun akibat Tambang Ilegal
“Padahal sehari sebelumnya Jokowi datang ke Kertanegara menemui Presiden Prabowo dan menyatakan siap hadir. Tapi nyatanya beliau tidak muncul di HUT TNI,” ujar Ikrar.
Ikrar mengutip kabar bahwa ketidakhadiran Jokowi disebabkan alasan pribadi yang tak biasa: tak tahan panas.
“Ada yang bilang beliau tidak tahan cuaca panas karena kulit wajahnya bisa melepuh kena matahari. Dulu waktu baru jadi presiden tahun 2014 Jokowi begitu semangat makan cepat, bergerak cepat, seolah ingin segera membangun Indonesia. Sekarang malah takut panas,” sindir Ikrar.
Namun Ikrar menyebut ada alasan lain yang lebih politis.
Menurutnya Jokowi diduga enggan hadir karena tak ingin berhadapan dengan sejumlah jenderal yang kini menjadi pengkritiknya seperti Jenderal Fahrur Rozi dan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Purbaya dan Luhut Beda Pandangan Soal Anggaran Program Makanan Bergizi Gratis
“Pak Fahrur pernah diberhentikan Jokowi saat jadi Menteri Agama karena tak setuju pembubaran dua ormas Islam, Hizbut Tahrir dan FPI tanpa keputusan pengadilan. Sedangkan Gatot kita tahu kini salah satu pengkritik keras Jokowi,” jelasnya.
Ikrar juga menyinggung kembali kontroversi ijazah Jokowi dan Gibran yang hingga kini belum reda.
Ia mengutip pernyataan Ketua Dewan Pers Prof. Komaruddin Hidayat yang meminta agar Jokowi dan Gibran berani menunjukkan ijazah mereka secara terbuka untuk mengakhiri polemik.
“Kalau punya ijazah asli tunjukkan saja dengan bangga. Ini hal sepele tapi kenapa jadi drama panjang? Kalau urusan sesederhana ini saja butuh waktu setahun lebih, bagaimana dengan kasus korupsi triliunan?” sindirnya.
Baca Juga: Aksi Global Terus Bergulir, Ribuan Massa Desak Pembebasan Aktivis dan Akhiri Genosida di Gaza