Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rudi S Kamri menyoroti keras tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo Jawa Timur, yang menewaskan puluhan santri.
Dalam YouTube Anak Bangsa Channel, Rudi menyebut peristiwa itu bukan semata-mata takdir melainkan hasil dari kelalaian manusia yang fatal.
“Ini bukan takdir tapi kelalaian fatal! Siapa yang bertanggung jawab? Pemilik atau pengasuh pondok pesantren harus menjelaskan mengapa bangunan sebesar itu dibuat tanpa izin mendirikan bangunan (IMB) dan tanpa kajian teknis yang benar,” tegas Rudi.
Baca Juga: Aksi Global Terus Bergulir, Ribuan Massa Desak Pembebasan Aktivis dan Akhiri Genosida di Gaza
Peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (29/9) pukul 15.00 WIB, saat para santri sedang menunaikan salat Asar.
Bangunan empat lantai yang baru dibangun tiga lantai dan tengah dalam proses pengecoran mendadak ambruk menimpa para santri.
Menurut data Basarnas per 7 Oktober 2025, 66 santri meninggal dunia, tujuh di antaranya ditemukan dalam kondisi tak utuh sementara 104 orang lainnya selamat.
Rudi menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini namun ia menegaskan empati tidak boleh menghapus tuntutan terhadap pertanggungjawaban hukum.
“Jangan berlindung di balik kata ‘takdir’. Kalau memang ada kelalaian itu bukan takdir, itu kesalahan manusia yang bisa dicegah,” tegasnya.
Rudi menyebut laporan bahwa pesantren tersebut tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), bahkan melibatkan para santri dalam proses pengecoran.
“Kalau benar para santri yang mengerjakan bangunan tanpa keahlian konstruksi ini sudah jelas bentuk kelalaian fatal,” kata Rudi.
Menurutnya bangunan empat lantai seharusnya memiliki fondasi kuat dan perencanaan teknis matang dari tenaga profesional.
Fakta bahwa bangunan bisa ambruk saat proses pengerjaan menunjukkan lemahnya pengawasan serta kelalaian pengelola.
Baca Juga: Purbaya dan Luhut Beda Pandangan Soal Anggaran Program Makanan Bergizi Gratis