Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan analisis tajam terkait pertemuan empat mata antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berlangsung selama dua jam.
Dalam pandangan Rocky Gerung pertemuan tertutup itu bukan sekadar silaturahmi.
Melainkan sinyal kepanikan politik Jokowi di tengah tekanan terhadap dinasti politiknya.
Baca Juga: Bandung di Persimpangan
Rocky Gerung menilai langkah Jokowi menemui Prabowo mencerminkan kecemasan atas nasib anak-anaknya terutama Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang kini tengah jadi sorotan publik.
“Pertemuan dua jam itu jelas bukan cuma kangen-kangenan. Ada kepentingan besar di baliknya. Saya membaca ini sebagai upaya Jokowi mencari perlindungan,” ujar Rocky Gerung.
Menurutnya tekanan terhadap keluarga Jokowi datang dari berbagai arah: mulai dari isu dugaan ijazah palsu, kontroversi politik, hingga kasus dugaan korupsi yang menyeret nama Gubernur Sumut Bobby Nasution.
“Publik, kampus, sampai komunitas internasional mulai menyoroti dinasti politik Jokowi. Wajar jika ia tampak gelisah,” kata Rocky Gerung dalam kanal YouTube-nya.
Rocky Gerung juga menyinggung langkah Jokowi yang kembali aktif di kancah politik pasca lengser.
Baca Juga: Adi Prayitno Ungkap MK Diharapkan Jadi Penyeimbang di Tengah Privilege DPR
Termasuk menghadiri acara PSI dan mendorong wacana duet Prabowo-Gibran dua periode.
Menurutnya langkah itu memperlihatkan ambisi Jokowi untuk menjaga kekuasaan melalui proksi politik keluarganya.
“Usulan agar Prabowo-Gibran lanjut dua periode itu absurd. Prabowo baru setahun menjabat tapi Jokowi sudah bicara 2029. Ini bukan strategi tapi refleksi dari ketakutan politik,” tegas Rocky Gerung.
Ia menambahkan Jokowi kini tampak kehilangan kendali atas arah politik nasional.
Baca Juga: Feri Amsari Sebut Polemik Pensiun DPR Bukan Soal Uang, Tapi Ketidakadilan