"Kalau ditotal sejak awal tahun hingga 18 September 2025, asing sudah jual bersih Rp59,73 triliun di pasar saham. Jadi meski IHSG sempat naik itu lebih banyak ditopang investor domestik," jelas Awalil.
Awalil menilai kondisi ini menunjukkan adanya tekanan besar terhadap stabilitas rupiah.
Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia juga naik ke level 70,17 basis poin, mengindikasikan meningkatnya persepsi risiko di mata investor global.
Baca Juga: Pengamat: Kasus Korupsi Kuota Haji Dinilai Sederhana, Tersangka Seharusnya Sudah Ditetapkan
"Dalam pasar keuangan wajar kalau kadang kita jadi jawara, kadang jadi pecundang. Tapi yang perlu dicatat saat ini rupiah memang sedang ada di posisi yang lemah," ucapnya.
Menurutnya pemerintah dan BI harus menjaga kepercayaan pasar melalui kebijakan yang konsisten, transparan, dan pro-stabilitas.
"Kalau asing terus keluar, beban akan kembali ke investor domestik. Itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut," pungkas Awalil.***