bisnisbandung.com - Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius, mengungkapkan bahwa penambahan pasokan bahan bakar minyak (BBM) saat ini hanya dimaksudkan untuk menutupi kekurangan hingga akhir tahun 2025.

Penambahan pasokan ini merupakan hasil koordinasi antara Pertamina dan badan usaha swasta, serta didukung arahan dari Kementerian ESDM.

“Belum tahu ya, tapi kemungkinan tidak sebesar ini, kan hanya untuk menutupi kekurangan sampai akhir tahun 2025,” jelasnya dilansir dari youtube Sekertariat Presiden.

Baca Juga: Doni Oskaria Plt Menteri BUMN, Pemerintah Buka Opsi Peleburan ke Danantara

Simon menjelaskan bahwa mekanisme penjualan BBM ke SPBU swasta akan dilakukan secara transparan dengan prinsip open book, sehingga semua biaya dan margin dapat dipantau bersama.

“Jadi kita melihat kos-kos apa yang muncul kemudian diatur mekanismenya secara bisnis, yang pasti jangan sampai membebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi. Jadi kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah,” terangnya.

Tujuannya adalah agar harga jual ke konsumen tetap stabil dan tidak membebani masyarakat.

Meskipun margin maksimal belum dipastikan, Pertamina menegaskan tidak akan memanfaatkan situasi ini untuk meraih keuntungan tambahan.

Baca Juga: Heboh! Cara Menkeu Purbaya Sidak Layanan Pajak Jadi Sorotan

Langkah ini sejalan dengan mandat ketahanan energi yang diberikan kepada Pertamina. Fokus utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan lifting dan memastikan distribusi BBM ke seluruh SPBU swasta berjalan lancar.

Dalam hal ini, Pertamina juga mendorong kolaborasi yang berkelanjutan dengan badan usaha swasta agar operasional tetap stabil secara komersial.

Terkait impor BBM tambahan, Simon menegaskan pasokan dapat berasal dari berbagai negara, dengan target agar dalam satu minggu ke depan pasokan sudah tersedia dan distribusi ke SPBU swasta dapat kembali normal.

Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga ketersediaan BBM di seluruh wilayah Indonesia hingga akhir 2025.***

Baca Juga: Mensos Tegaskan Data DTSEN Singkirkan yang Tak Layak: 1,9 Juta Penerima Bansos Dicoret