Menurutnya selain soal kaderisasi ada informasi bahwa Sri Mulyani beberapa kali sudah menyampaikan keinginan untuk mundur.
“Integritas dan kompetensinya oke tidak ada yang mempermasalahkan. Tapi Bu Sri sudah sangat lama menjabat dan ada gosip sudah beberapa kali minta mundur. Jadi tidak apa-apa memang wewenang presiden untuk mencetak kader baru,” jelasnya.
Mahfud menilai reshuffle kali ini menunjukkan Prabowo tidak hanya mempertimbangkan aspek politik tapi juga menempatkan orang yang lebih tepat di bidangnya.
Ia memprediksi reshuffle berikutnya bisa saja kembali dilakukan pada Oktober mendatang.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Dinilai Mumpuni, Ekonom: Mestinya Dia Hemat-Hemat Statement Dulu Aja
“Kalau dilihat pilihan Pak Prabowo sekarang sudah tidak terlalu politis. Dia ingin menempatkan orang yang kompeten, punya integritas, dan rekam jejak yang jelas. Publik tentu berharap ada perubahan signifikan,” ungkap Mahfud.
Meski begitu Mahfud menegaskan publik perlu memberi waktu bagi Prabowo untuk menata kabinetnya.
“Pak Prabowo itu orang cerdas, bacaannya banyak, dia tahu masalah Indonesia dan cara menyelesaikannya. Mungkin kemarin agak terlambat karena masih menyesuaikan dan menata papan catur dulu,” pungkasnya.***