Bisnisbandung.com - Insiden pembubaran dan perusakan rumah doa di Padang, Sumatera Barat, mendapat perhatian serius dari Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Menag menegaskan pentingnya pendekatan baru dalam pendidikan agama guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Menag menyebut bahwa pendidikan agama selama ini cenderung menyentuh aspek hilir, bukan hulunya.
Dikutip dari youtube kompas, Nasaruddin menjelaskan “Ini dipicu oleh kesalahpahaman yang bersentuhan dengan agama.”
“Maka dari itu, kami memperkenalkan pendekatan baru yang kami sebut sebagai kurikulum cinta,” ujar Nasaruddin.
Padahal kata dia ajaran agama seharusnya menekankan cinta bukan kebencian terhadap pemeluk agama lain.
“Kalau memperkenalkan agama tapi menekankan kebencian itu kebalikan dari inti agama,” ujarnya.
Menag menjelaskan insiden yang melibatkan rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) itu sebenarnya bisa dipahami dalam konteks darurat.
Baca Juga: Riza Chalid Diduga di Malaysia, Kejaksaan Agung Didesak Segera Tangkap dan Ekstradisi
Ia menyebut banyak sekolah di daerah yang tidak memiliki guru agama karena keterbatasan anggaran.
“Bahkan ada anak-anak kita yang terpaksa dititipkan ke gereja atau masjid untuk mendapatkan pelajaran agama demi pengisian rapor,” jelasnya.
Menurutnya rumah doa seperti yang ada di Padang bisa jadi solusi tempat pembelajaran agama bagi anak-anak yang tak dapat pengajaran agama di sekolah.
“Jauh lebih baik mereka berkumpul untuk belajar agama daripada nongkrong di tempat yang berbahaya.”
Baca Juga: Adi Prayitno Sebut Isu Ijazah Jokowi Bergeser Jadi Alat Perang Politik