bisnisbandung.com - Polemik terkait keabsahan ijazah Presiden ketujuh RI terus menjadi sorotan, kali ini mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Sofian Effendi, menarik seluruh pernyataannya yang sempat memicu kontroversi.
Dalam sebuah surat resmi yang ditandatangani secara pribadi, Sofian juga menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang sebelumnya disebutkan dalam wawancara yang viral di media sosial dan YouTube.
Permintaan penarikan konten wawancara juga diajukan Sofian dalam surat tersebut, termasuk permohonan agar pernyataannya mengenai ijazah sarjana mantan Presiden Jokowi tidak lagi disebarluaskan.
Baca Juga: Polri Sikat Tambang Ilegal di IKN, Beberkan Kronologi 351 Kontainer Batu Bara Diamankan
Surat ini memunculkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya tekanan eksternal yang memengaruhi keputusan Sofian untuk mencabut ucapannya.
Sementara itu, Rismon Sianipar, ahli digital forensik yang mewawancarai Sofian, menyatakan bahwa proses wawancara berjalan secara alami tanpa tekanan dari pihak manapun.
“Jadi ketika wawancara tersebut itu memang sangat mengalir saja ya, sesuai apa yang diketahui dan apa yang didengar dari rekan-rekan atau pejabat-pejabat di internal UGM maupun yang sudah punya tugas di UGM,” jelasnya dilansir dari youtube Official iNews.
Baca Juga: Awalil Rizky: Makan Bergizi Gratis Kok Pakai Utang? Rakyat Harus Tahu!
Menurutnya, Sofian menyampaikan pendapat berdasarkan informasi yang diterima selama menjabat sebagai Rektor UGM antara 2002 hingga 2007, termasuk penilaian terhadap sistem akademik yang berlaku di UGM saat itu.
“Jadi Prof. Sofyan Effendi menyaksikan atau mendengar temuan-temuan dari rekan-rekannya atau mantan rekan-rekannya di UGM begitu,” terusnya.
Rismon juga menegaskan bahwa wawancara dilakukan atas permintaan dari pihak komunitas akademik yang ingin mengetahui pandangan Sofian.
Baca Juga: Kerumunan Maut di Alun-Alun Garut, 3 Orang Tewas dalam Acara Pernikahan Anak Gubernur Jabar
Ia menyampaikan bahwa hingga kini belum ada konfirmasi langsung dari Sofian terkait keabsahan surat penarikan pernyataan tersebut.
Meski demikian, pernyataan tersebut telah menimbulkan pertanyaan serius di kalangan publik.
Sebagian pihak menilai bahwa penarikan pernyataan bisa saja disebabkan oleh tekanan yang belum terungkap, sementara yang lain menilai bahwa tindakan Sofian merupakan bentuk pertanggungjawaban pribadi setelah menyadari potensi kesalahan informasi.***