Ada pihak yang menyambutnya dengan positif sebagai bentuk tanggung jawab kenegaraan, tetapi ada juga yang menyambutnya dengan sinis, bahkan mendoakan agar Gibran tidak kembali ke Jakarta.
Dari sudut pandang komunikasi politik, langkah Presiden Prabowo menugaskan Gibran bisa sekaligus menjadi strategi menguatkan legitimasi dan mengurangi tekanan terhadap isu-isu politis yang menyasar sang wakil presiden.
“Tetapi buat mereka yang anti atau kritis terhadap Mas Gibran, itu dianggap sebagai sebentuk pembuangan politik karena ditaruh jauh sekali di ujung timur Indonesia,” tutupnya.***
Baca Juga: Maraknya Prostitusi di IKN, Adi Prayitno: Ini Bukti Gagalnya Penyediaan Lapangan Kerja!