“Mungkin beliau depresi, stres luar biasa karena dihujat terus. Ini jadi pemicu perubahan fisik yang kentara,” katanya.
Meski demikian Rudi mengingatkan agar masyarakat tidak menghujat orang yang sedang sakit apalagi dengan nada kebencian.
“Kalau ada yang bilang Pak Jokowi sedang menerima karma itu bukan urusan kita. Kita harus tetap menjaga etika dan norma kemanusiaan,” tegasnya.
Rudi kemudian mengajak semua pihak untuk belajar dari pengalaman Jokowi agar ke depan pemimpin Indonesia tidak mengalami perlakuan serupa setelah masa jabatannya habis.
“Pemimpin harusnya dihormati setelah lengser, bukan dihujat sebrutal ini. Ini cambuk untuk semua pemimpin agar tidak sewenang-wenang saat berkuasa,” pungkas Rudi.
Rudi juga menyoroti fenomena dukungan buta yang kerap muncul di kalangan pendukung pemimpin yang kadang menutup mata terhadap kekurangan dan kesalahan.
“Dukungan harus rasional. Saya sendiri waktu pilpres 2024 tidak mendukung Pak Prabowo tapi setelah beliau terpilih saya dukung dengan kritis,” jelasnya.
Di akhir Rudi mengajak masyarakat untuk menilai situasi politik dengan objektif dan tanpa kebencian, berharap agar kejadian hujatan brutal terhadap Jokowi tidak terulang di masa depan.***