"Ini bukan soal hukum atau legalitas. Ini soal legitimasi yang terus diulang sampai orang bosan dengar suaranya sendiri," katanya.
Ia bahkan menyinggung PSI partai yang kini menaungi adik Gibran, Kaesang Pangarep sebagai partai yang kehilangan arah.
Rocky Gerung mengklaim pernah menjadi bagian awal dari ideologi PSI bahkan menulis artikel pertama dalam jurnal mereka berjudul Arah Generasi.
"Saya tulis sendiri arah generasi. Tapi sekarang? Partainya diisi orang tua, bukan anak muda," sindirnya.
Baca Juga: Kajian ICW dan Pernyataan Nadiem Tidak Selaras, Transparasi Jadi Sorotan
Rocky Gerung juga mempersoalkan kemampuan Gibran dalam memahami isu-isu besar dunia.
Ia menyinggung soal sidang ILO (Organisasi Buruh Internasional) di Jenewa yang menurutnya menjadi krusial untuk masa depan tenaga kerja Indonesia di tengah gelombang AI (Artificial Intelligence).
"Kalau Gibran ditanya ILO itu apa, jawabnya apa? Milo?" ucapnya satir.
Menutup pernyataannya Rocky Gerung menekankan bahwa bangsa ini butuh generasi yang punya isi dan arah bukan hanya sekadar simbol atau gimmick.
"Gibran bagi-bagi skincare tapi apa poinnya? Kita mau bicara isi bangsa bukan cuma soal ‘ini Gibranku mana Gibranmu’,” tandas Rocky Gerung.***