nasional

Anak Muda Indonesia Paling Pesimis soal Ekonomi, Leonard Hartono Soroti Tingginya Korupsi

Minggu, 25 Mei 2025 | 08:30 WIB
Ilustrasi kecemasan anak muda (Unsplash/wildlittlethingsphoto)

bisnisbandung.com - Sebuah survei regional yang dirilis Yusuf Ishak Institute pada Januari 2025 mengungkap kekhawatiran besar generasi muda Indonesia terhadap masa depan ekonomi nasional.

 Survei ini melibatkan anak muda dari enam negara Asia Tenggara: Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina dan menunjukkan bahwa 33,1% responden muda Indonesia pesimis terhadap visi pembangunan ekonomi pemerintah.

Angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara yang disurvei. Tak hanya itu, 97% responden muda Indonesia juga menyatakan kekhawatiran mereka terhadap pengangguran dan potensi resesi ekonomi.

Baca Juga: Isu Akuisisi GoTo oleh Grab Menguat, Pengamat Sebut Bluebird Bisa Jadi Alternatif Domestik

 Tingkat kekhawatiran ini juga tercatat sebagai yang paling tinggi dibanding negara ASEAN lainnya.

Menanggapi hasil survei tersebut, Leonard Hartono, enterpreuner, menyampaikan pandangannya secara terbuka.

Ia menilai hasil survei itu wajar dan masuk akal, apalagi jika melihat kondisi aktual di lapangan, terutama menyangkut tingginya tingkat korupsi di Indonesia.

“Jadi saya sih ngelihat itu masuk akal apalagi kalau misalnya kita ngomongin dari segi tingkat korupsi kan sangat-sangat tinggi,” terangnya dilansir dari youtube Kompas TV.

Baca Juga: Aqua dari Penguasa jadi Follower? Indrawan Nugroho Ungkap Industri Air Minum Bergeser Signifikan  

Leonard mengacu pada data lembaga internasional seperti Transparency International dan World Bank yang secara konsisten menyoroti rendahnya skor persepsi antikorupsi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

“Karena dari Transparency International skor kita itu bukan membaik tapi beberapa tahun terakhir itu malah memburuk. Dan kita kan dipertontonkan di mana-mana bahwa kalau misalnya orang-orang itu bagus untuk bermimpi jadi koruptor,” lanjutnya.

 Ia menekankan bahwa masalah korupsi bukan hanya milik Indonesia, namun yang menjadi persoalan utama adalah lambatnya laju perbaikan.

Hal ini, menurutnya, membuat masyarakat terutama generasi muda semakin kehilangan harapan.

Baca Juga: Persoalkan Sistem Perizinan, Leonard Hartono: Dapat Tanda Tangan Lebih Lama daripada Bangun 10 Lantai

Halaman:

Tags

Terkini