Gaya kepemimpinan dan aktivitas di lapangan antara Kang Dedi Mulyadi (KDM) dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan dan dibanding-bandingkan.
Meskipun kerap dianggap memiliki kesamaan dalam hal pendekatan kepada masyarakat, pengamat media sosial Mardigu Wowiek menilai ada perbedaan mendasar dalam cara keduanya membangun citra dan berinteraksi dengan rakyat.
Menurut analisis Mardigu, kesamaan antara KDM dan Jokowi memang terlihat pada gaya hidup sederhana dan kecintaan terhadap masyarakat.
Baca Juga: Jokowi Rebut Peran Gibran, Begini Kritik Pedas Budayawan Mohamad Sobary
Hal ini tercermin dalam kebiasaan keduanya untuk turun langsung ke lapangan atau melakukan blusukan. Namun, ketika membahas konteks lebih dalam, perbedaan mulai terlihat signifikan.
“Jadi, kalau sering nongol di TV, di media mainstream, atau di media sosial, saya melihat dua orang ini ada perbedaannya,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Official Inews, Kamis (22/5).
“Pak Jokowi sangat ingin mempopulerkan atau ingin terkenal atau ingin menjual dirinya. Kalau KDM ini lebih ke transparansi atau keterbukaan. Dia bergerak bukan mau pamer, tapi dia ingin menginformasikan keterbukaan,” terusnya.
Baca Juga: Pandangan Buruk soal Pendidikan Barak Militer, Dedi Mulyadi: Justru Lindungi Hak Anak
Jokowi dinilai lebih fokus pada membangun popularitas melalui berbagai kemunculan di media massa maupun media sosial.
Aksinya di lapangan disebut lebih banyak bersifat simbolik, seperti kunjungan ke lokasi-lokasi tertentu yang kemudian diabadikan dalam foto.
“Jujur ya, kalau dia masuk gorong-gorong, KDM itu masuk ke dalamnya. Kalau Pak Jokowi, kan cuma nengok, foto diambil, ya sudah. kakinya juga masih bersih, gitu ya.
Ini hal-hal seperti begini berbeda,” singgungnya.
Sebaliknya, KDM disebut lebih menekankan transparansi dan keterbukaan, dengan gerakan yang dilakukan sebagai bagian dari komunikasi langsung dan nyata kepada publik.
Contoh yang paling mencolok menurut Mardigu adalah aksi blusukan ke gorong-gorong. Jika Jokowi terlihat hanya meninjau secara singkat, KDM disebut benar-benar turun langsung dan terlibat secara fisik dalam kegiatan tersebut.
Hal ini dianggap mencerminkan perbedaan motivasi, di mana Jokowi lebih condong ke arah pencitraan populis, sementara KDM lebih pada bentuk keterlibatan langsung dan otentik.