bisnisbandung.com - Wacana kemungkinan Presiden RI ke-7, Joko Widodo, menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah menjadi perhatian publik.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menilai bahwa jika Jokowi benar-benar mengambil alih kepemimpinan PSI dari putranya, Kaesang Pangarep, maka partai tersebut bisa mendapat peningkatan suara yang pesat.
Dalam analisanya, Burhanuddin menjelaskan bahwa beban untuk meloloskan PSI dari batas parlementer terlalu berat ketika diserahkan kepada Kaesang pada pemilu tahun lalu.
Baca Juga: Relokasi SLB Pajajaran Jadi Perhatian Serius Gubernur Dedi Mulyadi
“Jadi saya kasihan kalau Mas Kaesang dibebani tanggung jawab sebesar itu untuk meloloskan PSI,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV, Rabu (21/5).
Ia menilai bahwa Kaesang belum memiliki pengalaman elektoral yang cukup untuk memimpin partai dalam skala nasional.
Sementara itu, Jokowi memiliki modal politik kuat berkat rekam jejak panjang dari tingkat daerah hingga nasional.
“Jadi kalau kemudian muncul nama Pak Jokowi sebagai calon ketua umum di bursa pemilihan orang nomor satu di PSI, secara asumtif, kans buat PSI untuk lolos PT kalau Pak Jokowi menjadi ketua umum itu lebih besar,” lugasnya.
Baca Juga: Krisis Kesejahteraan Driver Ojol, Pengamat Politik: Ini Tanggung Jawab Negara
Burhanuddin juga menyoroti bahwa saat menjabat presiden sekalipun, Jokowi yang selalu dikaitkan dengan PSI belum berhasil menembus parlemen.
Namun, menurutnya, kehadiran Jokowi secara langsung sebagai ketua umum akan memberikan efek elektoral yang berbeda.
Loyalis Jokowi, khususnya di wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Lampung, dinilai masih solid dan dapat dimobilisasi.
Lebih lanjut, Burhanuddin memaparkan bahwa posisi Jokowi di PSI dapat menjadi langkah strategis pasca lengser dari jabatan presiden.
Baca Juga: Hendri Satrio Bongkar Dugaan Budi Arie Raup Rp 20 Miliar per Bulan dari Judi Online