bisnisbandung.com - Penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 4,82% menjadi 4,76% tahun ini seolah memberikan sinyal positif bagi pasar kerja Indonesia.
Namun, lonjakan jumlah pengangguran absolut dari 7,2 juta menjadi 7,28 juta orang justru menimbulkan pertanyaan besar. Data ini memunculkan kekhawatiran mengenai kualitas lapangan kerja di tengah perlambatan ekonomi nasional.
Direktur Kebijakan Publik Center for Economic and Law Studies (CELIOS), Media Wahyudi Askar, memberikan analisis kritis terhadap kondisi tersebut.
Baca Juga: Kejagung Sita Rp479 Miliar Lagi, Kasus Duta Palma Tembus Triliunan Rupiah
“Saya harus jujur mengatakan bahwa data BPS terkait pengangguran ini cukup problematik,” gamblangnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Kompas TV, Jumat (9/5).
Ia menyoroti bahwa angka pengangguran yang dilaporkan saat ini belum sepenuhnya mencerminkan realitas lapangan.
Salah satu masalah utama adalah meningkatnya jumlah pekerja yang tidak menerima bayaran namun tetap tercatat sebagai pekerja formal dalam data resmi. Hal ini menunjukkan rendahnya kualitas pekerjaan yang tersedia.
Baca Juga: Fitnah Ijazah Jokowi, Tim Hukum Merah Putih: Roy Suryo Bisa Dijerat Pasal Berlapis!
Menurut CELIOS, pengangguran tersembunyi dan pekerja informal yang tidak dibayar telah meningkat tajam, mencerminkan lemahnya struktur ketenagakerjaan Indonesia.
Meskipun TPT menurun, fakta bahwa banyak pekerja berada dalam kondisi kerja tidak layak menjadi bukti bahwa lapangan kerja yang tersedia belum memberikan jaminan ekonomi yang memadai.
Situasi ini diperburuk oleh peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang dianggap dipengaruhi oleh kondisi struktural dalam regulasi ketenagakerjaan.
CELIOS menyoroti bahwa keberadaan Undang-Undang Cipta Kerja justru mempercepat tren PHK karena menurunnya biaya pemutusan kontrak kerja.
“Saya melihat ada satu faktor struktural yang perlu segera diatasi, yaitu Undang-Undang Cipta Kerja, yang membuat PHK kini menjadi lebih mudah, karena biaya PHK yang jauh lebih rendah,” terangnya.
Baca Juga: Dukung Kunto Arief Capres 2029, Tokoh Reformasi Serang Gibran dan Jokowi