Namun ia menegaskan tantangan Prabowo tidak ringan karena harus menata ulang citra global Indonesia sekaligus menyelesaikan berbagai krisis di dalam negeri.
"Masalah ekonomi, politik, dan defisit APBN semua menumpuk. Jadi jangan hanya mondar-mandir ke luar negeri tapi juga harus punya narasi besar tentang masa depan," ujar Rocky.
Ia juga menyentil menteri-menteri di kabinet Prabowo yang menurutnya pragmatis dan hanya mengejar anggaran tanpa visi besar.
Rocky bahkan menyebut restu politik untuk reshuffle kabinet sangat dibutuhkan agar Prabowo bisa memperkecil tim dan hanya mempertahankan orang-orang yang benar-benar kompeten.
Baca Juga: Merapatkan Barisan: Sinyal Kepemimpinan atau Kekhawatiran di Kabinet Prabowo?
Rocky mengingatkan bahwa prinsip Dasasila Bandung yang dilahirkan dari KAA 1955 masih sangat relevan.
Ia menyebut bahwa prinsip-prinsip tersebut seperti penghormatan terhadap HAM, kedaulatan, hingga kerja sama damai antar bangsa bisa jadi fondasi untuk memperbaiki posisi Indonesia di kancah global.
"Indonesia harus kembali pada akar sejarahnya sebagai pemimpin moral dunia. Dan untuk itu kita butuh pemimpin yang paham sejarah bukan hanya soal proyek infrastruktur," tutup Rocky.***