bisnisbandung.com - Anggota DPR, Irma Suryani Chaniago, menyoroti permasalahan dalam pendidikan vokasi di Indonesia, terutama terkait kualitas tenaga kerja yang dihasilkan.
Ia menilai bahwa sistem pendidikan vokasi saat ini belum mampu menciptakan lulusan yang siap bersaing di pasar tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu permasalahan utama yang diangkat adalah kondisi Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di berbagai kementerian.
Baca Juga: Lebaran Kritik Tak Berhenti, Rocky Gerung Ucapkan Maaf ke Prabowo dan Jokowi
Banyak dari fasilitas pelatihan ini masih menggunakan peralatan yang sudah usang dan kekurangan instruktur yang kompeten.
“Nah, kalau itu kemudian dibenahi oleh pemerintah, ya pendidikan vokasinya jalan,” tegasnya dilansir dari youtube Metro TV.
Hal ini menghambat peningkatan keterampilan tenaga kerja, sehingga mereka tidak bisa bersaing secara optimal di pasar global.
“Maka rakyat Indonesia yang sekarang ini dalam bonus demografi bisa terserap dalam tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri, sesuai dengan pasar tenaga kerja,” lanjutnya.
Baca Juga: Blak-blakan Rudi S Kamri: Ini Titik Terendah Demokrasi Indonesia Sejak Reformasi
Selain itu, Irma juga menyoroti kebijakan Kemendikti dalam memberikan izin pendirian lembaga pendidikan, khususnya sekolah perawat.
Menurutnya, jumlah institusi pendidikan keperawatan yang terlalu banyak tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas.
Akibatnya, lulusan perawat dari Indonesia sering kali tidak memenuhi standar yang dibutuhkan oleh negara-negara tujuan tenaga kerja, seperti Jepang dan Arab Saudi.
Kondisi ini membuat permintaan tenaga perawat lebih banyak dipenuhi oleh negara lain, seperti Filipina, yang memiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
Baca Juga: PDIP dalam Ancaman Pengkhianat? M Sobary: Mereka Hanya Kekuatan Tak Berdaya