nasional

Ekonomi Indonesia Tidak akan Membaik? Ekonom Ungkap Pasca Lebaran Diprediksi Semakin Memburuk

Selasa, 1 April 2025 | 16:55 WIB
Ferry Latuhihin, Pakar Keuangan dan Ekonomi (Tangkap layar youtube Helmy Yahya)

bisnisbandung.com - Perekonomian Indonesia pasca Lebaran diperkirakan menghadapi tantangan berat, menurut ekonom Ferry Latuhihin.

Ia menyoroti sejumlah indikator yang mengarah pada kondisi yang lebih buruk, termasuk peningkatan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pelemahan nilai tukar rupiah, serta penurunan jumlah kelas menengah yang berperan sebagai penopang konsumsi domestik.

Ferry Latuhihin menyoroti bahwa jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan dari 57 juta orang pada 2019 menjadi sekitar 47 juta.

Baca Juga: Prihatin Bencana Banjir, 2.000 Lebih Umat Hindu Kota Bekasi Arak Ogoh-Ogoh Wisnu Murti

“Jika saya lihat, outlook nya setelah Lebaran ini tidak akan membaik, malah bisa memburuk,” bebernya dilansir dari youtube Metro TV.

 Ia menilai bahwa penurunan ini menjadi tanda bahaya bagi perekonomian, karena kelompok kelas menengah memiliki peran penting dalam menjaga tingkat konsumsi nasional. Jika daya beli terus melemah, pertumbuhan ekonomi berisiko melambat.

Ia juga mencatat bahwa tren impor menjelang Lebaran yang biasanya meningkat justru mengalami penurunan drastis tahun ini.

Baca Juga: Warga Medan Ini Rela Jalan Kaki 188 Hari Demi Lebaran Bersama Prabowo di Istana

 Menurutnya, hal ini menunjukkan konsumsi masyarakat dalam kondisi tidak optimal, yang dapat memperlambat aktivitas perdagangan dan sektor riil dalam negeri.

Menurut Ferry Latuhihin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah dan berpotensi menembus Rp17.000 per dolar jika tidak ada intervensi dari Bank Indonesia.

Ia menilai bahwa pelemahan ini bukan hanya berdampak pada harga barang impor, tetapi juga memperburuk kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional.

Ferry juga menyoroti kondisi pasar saham yang mengalami volatilitas tinggi. Ia menilai bahwa indeks saham yang tertekan hingga terjadi trading halt menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang semakin menurun terhadap prospek ekonomi Indonesia.

 Ia menggarisbawahi bahwa situasi ini terjadi meskipun pasar saham di Asia relatif stabil, yang menunjukkan adanya permasalahan spesifik di dalam negeri.

Baca Juga: Presiden Prabowo Rayakan Lebaran 2025 Bersama Titiek dan Didit, Unggah Momen di Media Sosial

Halaman:

Tags

Terkini